Sukses

Cerita Penyintas COVID-19 Hans Virgoro: Sempat Tak Bergejala Meski Ada Pneumonia

Hans Virgoro menceritakan bagaimana dirinya pertama kali mengetahui bahwa ia terkena COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Hans Virgoro memiliki gaya hidup yang sehat. Ia rajin olahraga, minum vitamin, serta selalu menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19.

Hal inilah yang membuat Hans cukup terkejut ketika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia terinfeksi COVID-19.

Dalam dialog yang disiarkan dari Graha BNPB, Hans mengatakan bahwa ia melakukan tes usap (swab) bukan karena dirinya bergejala COVID-19. Namun, kala itu dia ingin menjalani satu tindakan medis.

"Setelah saya swab, ternyata hasilnya itu saya positif (COVID-19). Itu awalnya saya juga kaget, kok bisa positif. Padahal saya sudah menjalankan semua protokol kesehatan, saya juga olahraga, saya juga minum vitamin," kata Hans seperti dikutip pada Selasa (29/9/2020).

Oleh seorang temannya yang seorang dokter, Hans pun disarankan untuk melakukan pemeriksaan pada paru-parunya. Rupanya, ditemukan adanya pneumonia meski dirinya tak mengalami gejala.

"Sebenarnya tidak merasa apa-apa. Cuma sedikit seperti saya mau flu. Cuma mau flu saja, tidak ada yang seperti batuk, flu, bersin, atau apa, tidak ada sih. Seperti mau flu ringan saja," ujarnya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Komitmen untuk Karantina Mandiri

Hans yang bingung lalu menghubungi temannya yang seorang dokter. Dengan konsultasi, ia diperbolehkan untuk menjalani karantina mandiri di rumahnya mengingat dirinya hanya tinggal bersama satu orang asistennya.

"Jadi saya karantina di rumah, teman saya yang dokter itu mengatakan, kalau karantina di rumah harus komitmen. Tidak boleh ini, tidak boleh itu, seperti harus ada oksimeter, cadangan oksigen, lalu minum obat, vitamin, makanan yang bergizi, jadi komitmen dulu dengan diri sendiri kalau mau karantina di rumah sendiri."

Usai terkonfirmasi COVID-19, Hans segera memberi kabar ke orang-orang yang sempat berkontak dengannya selama tujuh hari ke belakang. Ia meminta agar mereka melakukan pemeriksaan PCR. Beruntunglah, tak ada satu pun dari mereka yang terinfeksi.

Meski awalnya tak bergejala, namun beberapa hari kemudian, Hans mulai mengalami kehilangan indra penciuman, pusing, dan meriang. Namun, mulai hari kedelapan, gejalanya mulai pulih.

"Sebenarnya hari ke-12 saya sudah fit, tapi saya swab di hari ke-15," katanya mengisahkan.

3 dari 4 halaman

Pesan Bagi Sesama

Hans mengungkapkan, ia sempat mempertanyakan keberadaan dari COVID-19 mengingat lingkungan sekitarnya belum ada yang terkena penyakit tersebut.

"Setelah terkena itu saya baru percaya, oh ternyata benar ada. Ternyata seperti yang dibilang gejala-gejalanya seperti tidak bisa mencium bau, indra perasanya mulai berubah, agak meriang, hari kedua dan ketiga saya sudah mulai ada gejala-gejala seperti itu."

"Waktu saya kena saya cuma kaget saja. Jadi saya juga tidak tahu terkenanya di mana. Ternyata masih banyak orang-orang tanpa gejala di luar, makanya sekarang kayaknya saya agak ngeri melihat di media sosial orang masih beraktivitas, acara-acara. Jadi jangan sampai kena dulu baru kita percaya."

Hans beruntung, meski ia mengalami rasa takut saat terkena COVID-19, ada banyak teman dokter yang mendukungnya ketika dirinya sedang dalam isolasi mandiri.

"Intinya kita harus semangat, jangan tiba-tiba kita drop, karena kalau drop akan mempengaruhi kesembuhan kita."

"Jadi saya semangat, banyak baca, lihat video-video juga. Sebenarnya kan COVID-19 itu belum ada obatnya, tapi semua kembali ke diri kita sendiri, kita harus berpikiran positif terus, berdoa, dan belajar bahwa sebenarnya kita bersyukur kemarin kita tetap diberikan kesehatan."

4 dari 4 halaman

Infografis Pakai Masker Kain SNI, Jangan Scuba dan Buff