Sukses

Hadir Logo Pilihan Lebih Sehat, Bantu Konsumen Cari Pangan Olahan yang Tepat

Kepala Subdit Standarisasi Pangan Olahan Tertentu Badan POM Yusra Egayanti, S. Si, Apt, Mp menjelaskan tentang logo Pilihan Lebih Sehat pada kemasan pangan olahan.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Subdit Standarisasi Pangan Olahan Tertentu Badan POM Yusra Egayanti, S. Si, Apt, Mp menjelaskan tentang kehadiran logo Pilihan Lebih Sehat pada kemasan pangan olahan.

Logo Pilihan Lebih Sehat adalah logo berupa lingkaran dengan tanda centang hijau dicantumkan di dalamnya. Tulisan “PILIHAN LEBIH SEHAT” dicantumkan pada bagian atas di luar lingkaran dengan huruf kapital.

Dalam logo tersebut juga ada tulisan  “Dibandingkan Produk Sejenis Bila Dikonsumsi Dalam Jumlah Wajar” yang dicantumkan di bagian bawah di luar lingkaran.

Logo ini dikeluarkan Badan POM guna menandai produk mana saja yang sehat untuk dikonsumsi dalam batas wajar. Dengan kata lain, jika suatu produk memiliki logo Pilihan Lebih Sehat maka produk tersebut memiliki kandungan yang lebih sehat dari produk lainnya yang serupa.

Menurut Yusra, penerapan logo Pilihan Lebih Sehat dilaksanakan secara bertahap didasarkan pada profil gizi pangan olahan.  Saat ini, telah ditetapkan profil gizi untuk jenis pangan minuman siap konsumsi serta pasta dan mie instan.

Pada 2019 telah dilakukan kajian untuk menambah cakupan jenis pangan yang dapat mencantumkan logo tersebut.

Profil gizi atau syarat mendapatkan label Pilihan Lebih Sehat yang telah ditetapkan pada minuman siap konsumsi yaitu kandungan gula (seluruh monosakarida dan disakarida, tidak termasuk laktosa ) tidak boleh melebihi 6 gram per 100 ml dan tanpa menggunakan BTP pemanis.

“Sedang, pada pasta dan mi instan, batas maksimum lemak totalnya adalah 20 g per 100 g. Sedang, garam atau natriumnya tidak melebihi 900 mg per 100 g,” tambah Yusra dalam webinar Nestle, Rabu (30/9/2020).

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Latar Belakang Dibuatnya Logo Pilihan Lebih Sehat

Pembuatan logo Pilihan Lebih Sehat dilatarbelakangi kepedulian terhadap kesehatan masyarakat dan tingginya angka penyakit tidak menular (PTM) yang disebabkan konsumsi berlebihan pada gula, garam, dan kandungan makanan lainnya.

Menurut Riskesdas 2018, 5 dari 100 orang Indonesia (4.8 persen) mengonsumsi gula lebih dari 50 gr per hari dan yang tertinggi di DI Yogyakarta sebesar 16.9 persen. Sedang, 52.7 persen atau 53 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi garam lebih dari 2000 mg per hari, konsumsi tertinggi di DKI Jakarta yaitu 65.4 persen.

27 dari 100 orang atau 27 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi lemak lebih dari 67 gram per hari dan konsumsi tertinggi di DKI Jakarta yaitu 48.2 persen.

Konsumsi makanan berlebihan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit jantung. Dari 56 juta kematian pada 2012, 68 persennya meninggal akibat PTM.

“Profil gizi mencakup pembatasan zat gizi tertentu dalam pangan yang berkontribusi pada peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) dan juga mengatur zat gizi positif yang dibutuhkan.”

Selain itu, logo Pilihan Lebih Sehat juga dibuat untuk memudahkan konsumen untuk memilih produk. Sebelumnya, informasi nilai gizi yang disajikan dalam tabel diyakini tidak mudah dibaca oleh masyarakat umum sehingga sering kali diabaikan.

“Logo Pilihan Lebih Sehat diharapkan dapat memudahkan konsumen dalam memilih pangan olahan didasarkan pada kandungan gizinya,” pungkas Yusra.

3 dari 3 halaman

Infografis Makanan Sehat