Liputan6.com, Jakarta Ketua PB Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) Prof. Dr. dr. Siti Setiati SpPD-KGer, MEpid mengatakan, di masa pandemi COVID-19 lansia dapat semakin terpuruk. Hal ini disebabkan kegiatan mereka yang sangat dibatasi demi tidak tertular virus.
“Mereka harus tetap tinggal di rumah berminggu-minggu, berbulan-bulan. Sekarang sudah masuk 7 bulan, agar mereka tidak tertular dengan COVID-19. Dampaknya tentu tidak sedikit," ujar Siti dalam Webinar Geriatri TV, Kamis (1/10/2020).
Baca Juga
Akibat COVID-19, lansia menjadi terisolasi, merasa cemas, khawatir, dan depresi. Lansia yang biasanya dikunjungi oleh anak-anaknya, sekarang tidak bisa bertemu dan hanya bisa berkomunikasi via ponsel.
Advertisement
“Di sisi lain kalau mereka sampai tertular, maka dampaknya akan sangat serius. Data sudah menunjukkan bahwa merekalah komponen masyarakat yang sangat rentan untuk mengalami perburukan bahkan sampai kematian jika tertular.”
Berbagai upaya dan kegiatan telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk menyuarakan perlunya perlindungan bagi para lansia, tambahnya. Namun, hingga kini upaya-upaya tersebut masih berupa proses, terlebih di masa pandemi COVID-19.
“Ini akan memakan waktu panjang, tentu kami mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh berbagai komponen masyarakat mulai dari pemerintah maupun lembaga organisasi non pemerintah. Namun, saya kira itu saja masih belum cukup.”
Simak Video Berikut Ini:
Lansia di Indonesia
Siti juga menyebut bahwa Indonesia sudah mulai menjadi negara berstruktur penduduk tua.
Pernyataan ini didasari data persentase lanjut usia (lansia) di Indonesia yang mencapai sekitar 10 persen dari total penduduk. Dengan kata lain, sekitar 27 juta warga Indonesia adalah lansia.
“Angka ini akan terus bertambah, tidak akan pernah turun. Berbeda dengan balita atau bayi yang jumlahnya mungkin akan turun, lansia tidak akan turun melainkan bertambah."
Jumlah ini tidak akan menjadi masalah jika para lansia sehat, tambahnya. Namun, pada kenyataannya tidak demikian. Sebagian lansia bahkan memiliki berbagai macam penyakit kronik degeneratif.
“Data yang kami miliki menunjukkan hanya 15 persen lansia dalam keadaan yang betul-betul sehat. Sisanya mereka dalam keadaan rapuh.”
Di Hari Lansia Internasional 1 Oktober 2020 ini, Pergemi mengimbau untuk seluruh pihak dapat melindungi lansia Indonesia dari penularan COVID-19 dan berbagai macam penyakit yang mungkin bisa mengenai mereka.
“Tentu kita mulai dari keluarga masing-masing, sekitar 90 persen lansia di Indonesia masih tinggal bersama keluarganya, maka dari itu mari kita jaga bersama,” pungkasnya.
Advertisement