Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Lanjut Usia (Lansia) Internasional, Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga dan melindungi para lansia dari paparan virus COVID-19.
Menurut Ketua PB Pergemi Prof. Dr. dr. Siti Setiati SpPD-KGer, MEpid, lansia adalah komponen masyarakat yang rentan terkena COVID-19 dengan gejala parah dan dapat berujung pada kematian. Akibatnya, para lansia terisolasi di rumah dan tidak dapat bersosialisasi seperti biasanya.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Rombongan Presiden Prabowo Beri Jalan Ambulans, Banjir Pujian dan Sesuai Aturan Prioritas Kendaraan
Hasil Liga Inggris Aston Villa vs Manchester City: Tumbang 1-2, Keruntuhan Pasukan Pep Guardiola Berlanjut
“Akibat COVID-19, lansia menjadi terisolasi, merasa cemas, khawatir, dan depresi. Lansia yang biasanya dikunjungi oleh anak-anaknya sekarang tidak bisa bertemu dan hanya bisa berkomunikasi via ponsel,” ujar Siti dalam Webinar Geriatri TV, Kamis (1/10/2020).
Advertisement
Maka dari itu, ia mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga lansia dari berbagai potensi penularan virus. Pencegahan ini dapat dimulai dari lingkungan keluarga.
“Seperti kita ketahui, mayoritas penduduk Indonesia ini lansianya masih bersama keluarga sekitar 90 persen. Hanya sedikit yang tinggal sendiri. Maka dari itu mari kita jaga kesehatan lansia agar terhindar (COVID-19.”
Hal pertama yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk menjaga lansia adalah tetap melakukan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
“Tetap pakai masker kalau terpaksa keluar rumah, termasuk di rumah pun bagi orang muda yang tinggal bersama lansia sebaiknya gunakanlah masker dan tetap menjaga jarak, tetap mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.”
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Dukungan Psikis
Tak hanya terus menerapkan 3M, lansia juga membutuhkan dukungan psikis, tambah Siti. Ia memberi contoh untuk tetap terhubung dengan lansia walau hanya melalui sambungan gawai dan internet.
“Gunakanlah panggilan video, telepon, kalau perlu dengan aplikasi yang mendukung. Di era yang canggih ini apapun bisa kita kerjakan agar mereka tetap terjaga emosionalnya, mentalnya, dan fisiknya.”
Siti berharap agar para lansia tidak ditinggalkan tapi justru dilindungi. Lansia bisa menjadi asset bangs ajika mereka sehat karena pengalaman, wawasan, dan kebijaksanaannya.
“Jadi janganlah mereka ditinggalkan, kami berharap negara tetap hadir untuk melindungi para lansia,” tutupnya.
Advertisement