Sukses

Imunisasi Ibarat Makan Cabai Ada 'Pedas' Sedikit tapi Nikmat

Pada sebagian vaksin dan anak memang imunisasi bisa menimbulkan efek samping. Namun, manfaat dari imunisasi jauh lebih besar dari efek yang ada.

Liputan6.com, Jakarta Orangtua tak perlu khawatir bila membawa anak imunisasi. Pada sebagian anak dan sebagian jenis vaksin memang ada efek samping tapi hal itu wajar dan biasanya ringan disampaikan Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hartono Gunadi.

Efek yang paling sering usai imunisasi pada anak adalah rewel, nafsu makan menurun, lemas. Namun, manfaat dari imunisasi jauh lebih besar dari efek samping tersebut. Ibarat makan cabai atau sambal yang ada sedikit pedas tapi nikmat.

"Seperti makan cabai, ada pedas-pedas sedikit tapi nikmat. Vaksin ada efek samping tapi manfaatnya jauh lebih banyak dari efek samping," kata Hartono dalam Forum Merdeka Barat pekan lalu ditulis Senin (5/10/2020).

Jika memang anak mengalami efek samping atau disebutnya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) biasanya berlangsung sementara. Sekitar 1-2 hari saja.

"Efek samping (imunisasi) ringan dan bersifat sementara dan dapat hilang dengan pengobatan sederhana," kata Gunadi lagi.

Efek sementara tersebut jauh lebih kecil dari manfaat yang ada. Bila anak tidak mendapatkan imunisasi bisa mengalami komplikasi karena tidak memiliki kekebalan tubuh.

 

2 dari 3 halaman

Efek Demam, Sering Dikhawatirkan Orangtua

Salah satu efek samping dari imunisasi yang dikhawatirkan orangtua adalah demam. Memang, efek tersebut bisa terjadi tapi yang mengalami hanya sedikit seperti disampaikan Gunadi.

Demam biasanya timbul pada vaksin pentavalen (kombinasi antara DPT, HB, dan HiB). Namun, kata Gunadi, yang mengalami demam tinggi dari vaksinasi ini hanya satu persen.

"Misalnya, ada 100 anak yang divaksin, yang demam tinggi hanya 1. Itu sangat sedikit. Lalu, yang anget-anget badannya ada 25," lanjut pria yang mengajar di FKUI RSCM ini.

Dengan diberikan vaksin pentavalen, risiko anak terkena penyakit difteri, batuk seratus hari, atau radang paru jauh berkurang. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian nomor satu pada anak di bawah lima tahun. 

3 dari 3 halaman

[INFOGRAFIS] Sepenting Apakah Imunisasi?