Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr. Slamet Budiarto, SH., MH.Kes menyampaikan bahwa selama penanganan COVID-19 tidak ada keluhan-keluhan yang disampaikan dokter dan tenaga medis lain kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Menurut dia, walau jam kerja dokter dan tenaga kesehatan lain cenderung melebihi batas di masa pandemi ini, namun naluri kemanusiaan dokter yang tinggi menjadi alasan mereka untuk tidak mengeluh.
Baca Juga
“Saya kira dokter itu memiliki naluri kemanusiaan yang sangat tinggi. Walaupun waktu melebihi 8 atau 9 jam, kalau tidak ada dokter lain maka dokter tersebut dengan senang hati akan melayani masyarakat. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Di sisi lain, walau semangat para dokter tinggi, tapi kalau overload tetap akan kelelahan,” kata Slamet dalam konferensi pers BNPB, Senin (5/10/2020).
Advertisement
Ia menambahkan, penurunan jumlah pasien COVID-19 akan sangat membantu meringankan pekerjaan para dokter.
“Sampai saat ini kami masih tetap semangat, kami niatkan ibadah untuk negara Republik Indonesia,” katanya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Tidak Ada Curhatan Negatif
Slamet juga mengatakan, selama ini IDI belum menerima curahan hati dokter dan tenaga medis, terutama yang di daerah terkait kesulitan selama pelayanan COVID-19.
“Tidak ada, rata-rata mereka justru melaporkan jumlah tenaga medis yang bertugas tanpa ada keluhan sama sekali. Mereka niatnya mulia, bahkan ketika istri melarang pun mereka tetap bekerja.”
Para dokter dan tenaga medis bekerja sesuai SOP, sumpah, dan kode etik, tambahnya. Ia berharap agar masyarakat meningkatkan kesadaran untuk menjalankan protokol kesehatan.
“Untuk pemerintah, kami mohon untuk semua logistik yang terkait dengan pengobatan harus tercukupi termasuk ventilator maupun obat-obatan karena program pemerintah sekarang kan menurunkan angka infeksi dan menurunkan angka kematian. Jadi kalau kita sudah siap tapi obatnya tidak ada kan akan mengganggu pelayanan.”
Ketersediaan obat dan alat menjadi satu-satunya hal yang disampaikan oleh para dokter di berbagai daerah. “Kalau mengeluh karena cape itu gak ada, mereka bekerja sesuai pedoman dari Kementerian Kesehatan,” tutupnya.
Advertisement