Sukses

Turunkan Klaster Keluarga di Kota Bogor, Ada Tim Pantau Detektif COVID-19 RW

Upaya turunkan klaster keluarga Kota Bogor, ada tim pantau detektif COVID di RW.

Liputan6.com, Kota Bogor Untuk menurunkan klaster keluarga di Kota Bogor, Jawa Barat rupanya ada tim pantau detektif COVID-19 di masing-masing RW. Upaya ini dilakukan Pemerintah Kota Bogor demi memantau masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Kami mengaktifkan tim pantau detektif COVID-19 di RW siaga untuk memantau pasien yang isolasi mandiri di rumah," ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor Erna Nuraena saat menerima kunjungan Tim Taskforce Kementerian Kesehatan RI Provinsi Jawa Barat di Kantor Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rabu (7/10/2020).

"Agar mereka benar-benar disiplin dan tidak beraktivitas di luar rumah serta memantau perkembangan kondisi klinis setiap hari."

RW siaga bertugas mendata dan memantau anggota warganya yang bekerja di luar Kota Bogor. Selanjutnya, RW siaga mendata warganya yang akan bepergian ke luar kota.

"Warga yang baru saja pulang bepergian dari luar kota supaya melapor ke RW siaga dan melakukan karantina mandiri selama 14 hari," lanjut Sri.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Isolasi Mandiri dan Target PCR

Langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor dalam menurunkan kasus kluster keluarga, yakni anggota keluarga yang bekerja di luar rumah/luar kota, pastikan sepulang kerja segera membersihkan diri, mandi dan mendisinfeksi barang yang dibawa (tas, hp). Lalu baru berinteraksi dengan anggota keluarga lain.

Selanjutnya, mendorong pasien konfirmasi positif tanpa gejala/gejala ringan untuk di isolasi mandiri yang disediakan Pemerintah, yakni di Pusat Isolasi Non Fasyankes.

"Saat ini, sedang proses pengajuan hotel sebagai tempat isolasi dengan skema pembiayaan dari pusat (BNPB/Satgas COVID-19 Nasional) dengan kapasitas 300 kamar," imbuh Sri sebagaimana keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Kesiapan rumah sakit rujukan ataupun non rujukan di Kota Bogor dalam penanganan pasien COVID-19 memiliki kapasitas 341 tempat tidur, sudah terisi 181 tempat tidur di 21 rumah sakit dan 122 tempat tidur di Non RS/BNN Lido sudah terisi 20 tempat tidur.

Sebanyak 16.353 orang telah dilakukan tes PCR di Kota Bogor.

“Kami mempunyai target tes PCR 1.000/minggu dengan prioritas kontak erat, pasien rumah sakit atau puskesmas, perkantoran, pertokoan, massal, tenaga kesehatan, dan non tenaga kesehatan” jelas Sri.

3 dari 4 halaman

Kunjungan ke RSUD Kota Bogor

Tim Taskforce Kemenkes melanjutkan kunjungan ke RSUD Kota Bogor, yang menjadi RS Rujukan pasien COVID-19.

Kunjungan ini bertujuan monitoring dengan fokus pada tiga kunci, yaitu penurunan kasus baru, penurunan jumlah kematian, dan peningkatan kesembuhan.

Selain itu, melihat kesiapan dari RSUD Kota Bogor dalam penanganan COVID-19. RSUD Kota Bogor menyediakan 114 tempat tidur, dengan proyeksi penambahan untuk kondisi intensif membutuhkan ICU dan ruang COVID-19 anak. Saat ini, tersedia 96 tempat tidur dewasa, 18 tempat tidur anak, 1 NICU, 3 Neonatus, dan 6 ICU

4 dari 4 halaman

Infografis Klaster Covid-19 27 Kantor Kementerian