Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyakit hipertensi. Salah satu pencegahannya adalah dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
Cut Putri Ariane, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes mengatakan, hipertensi saat ini juga menjadi penyakit yang berisiko memperberat gejala COVID-19.
Baca Juga
Ia mengungkapkan, data Satgas COVID-19 menunjukkan hipertensi menjadi penyakit komorbid yang paling banyak diderita pasien meninggal, dibandingkan penyakit lain seperti diabetes, jantung, dan gagal ginjal.
Advertisement
"Penyakit hipertensi ini sangat mungkin untuk dicegah, tetapi memang membutuhkan perubahan perilaku individu di dalamnya," kata Cut Putri dalam temu media virtual pada Selasa (13/10/2020).
Cut Putri mengatakan, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan, 7 dari 10 orang Indonesia tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami penyakit tidak menular, termasuk hipertensi.
"Sering sekali orang yang tekanan darahnya sudah tinggi tetapi tidak ada keluhan menganggap itu baik-baik saja."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Memeriksa Tekanan Darah Secara Teratur
Maka dari itu, Cut Putri mengatakan penting untuk melakukan pengukuran tekanan darah secara teratur agar seseorang tidak masuk ke dalam kelompok dengan faktor risiko.
"Kalau kita mengukur tekanan darah kita secara berkala, itu akan cepat diketahui apalagi kalau kita punya faktor risiko," ujarnya.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan Erwinanto dari Perhimpunan Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) mengatakan, orang dengan tekanan darah normal tinggi (130-139 mmHg/85-89 mmHg), hendaknya minimal melakukan pemeriksaan sebanyak satu kali dalam setahun.
"Sementara mereka yang mempunyai tekanan darah yang lebih rendah dari normal tinggi berarti lebih rendah dari 130 per 85, minimal diperiksa tekanan darahnya sekali dalam tiga sampai lima tahun."
Erwinanto, dalam temu media yang sama mengatakan, apabila dalam pemeriksaan tekanan darah berkala ditemukan penyakit hipertensi, maka intervensi untuk mengendalikan tekanan darah dengan gaya hidup sehat dan obat, dapat menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung koroner.
"Penurunan risiko stroke terhadap stroke bisa sampai 30 sampai 40 persen. Penurunan penyakit jantung koroner bisa 20 persen."
Advertisement
Perilaku Hidup Sehat Juga Penting Cegah Hipertensi
Terkait dengan alasan risiko gejala berat hingga kematian akibat COVID-19 pada pasien hipertensi, Erwinanto mengatakan bahwa orang dengan penyakit tidak menular memang memiliki kondisi tubuh yang sudah tak sebaik dengan mereka yang tak memiliki penyakit penyerta.
"Saya tidak tahu apakah mereka mempunyai risiko untuk mendapatkan COVID-19 lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak punya hipertensi, karena penularan COVID tidak memilih apakah orangnya hipertensi atau tidak," kata Erwinanto.
"Tapi begitu pasiennya hipertensi atau mempunyai penyakit penyerta maka mortalitasnya akan menjadi lebih tinggi. Karena orang-orang dengan hipertensi atau komorbid seperti penyakit jantung, orangnya lebih sakit."
Senada dengan Erwinanto, Cut Putri juga mengatakan bahwa kondisi tubuh pasien yang memang sudah sakit juga berpengaruh terhadap daya tahan tubuhnya. "Sehingga COVID ini juga akan berat pada orang-orang ini dengan yang lainnya," kata Cut Putri.
Selain rutin mengukur tekanan darah, Cut Putri juga mengatakan bahwa perubahan perilaku menjadi lebih sehat penting untuk mencegah hipertensi, khususnya di masa pandemi seperti saat ini.
"Kita sudah banyak belajar di masa pandemi, ketika perilaku kesehatan kita sangat buruk dan tidak mengikuti perilaku hidup sehat, maka di masa pandemi kita harus sangat berhati-hati."
Maka dari itu, Cut Putri mengatakan saat ini adalah momen yang tepat bagi kita untuk memiliki perilaku yang lebih sehat agar "kita bisa hidup lebih lama, bisa melihat anak cucu kita berkarya."
"Memang namanya usia semua ada semata-mata kuasa Allah Subhanahu wa Ta'ala, tapi kita juga harus berusaha dengan hidup sehat. Cegah faktor risiko untuk hidup yang lebih sehat," kata Cut Putri.
Infografis Donor Darah Aman Saat Pandemi Corona
Advertisement