Sukses

Untuk Tangkal Wabah Berbahaya, Vaksin yang Beredar Harus Teruji Efektivitas dan Keamanannya

Semua vaksin yang sudah diproduksi massal dan beredar untuk disuntikkan pada masyarakat telah melalui tahap penelitian yang penuh kehati-hatian dan telah lolos standar keamanan ketat.

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis anak Windhi Kresnawati dari Yayasan Orangtua Peduli mengatakan, hanya vaksin yang tergolong berbahaya saja yang dibuatkan vaksin. Ini karena proses pembuatan vaksin hingga sampai tahap diproduksi massal memerlukan proses panjang dan mahal.

Artinya, menurut Windhi, semua vaksin yang sudah diproduksi massal dan beredar untuk disuntikkan pada masyarakat telah melalui tahap penelitian yang penuh kehati-hatian dan telah lolos standar keamanan ketat.

Sebagai gambaran prosesnya, calon vaksin melalui rangkaian uji pada benda mati di laboratorium dan pada hewan sebelum diujikan pada manusia. Windhi menjelaskan, jika dalam prosesnya, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) menunjukkan kondisi berat maka vaksin tidak akan dikeluarkan atau diproduksi massal.

"Apakah nanti ada bahaya kalau vaksin keluar? Kalau dilihat dari proses pembentukannya, keamanan menjadi syarat wajib vaksin. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) belum tentu berhubungan dengan vaksin. Kalau dia berat, maka vaksin tidak akan dilaunching. Karena artinya dia (vaksin) tidak efektif," jelasnya dalam webinar Cek Fakta Seputar Mitos Vaksin oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), mengutip keterangan yang diterima Liputan6.com.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Tetap Dipantau Setelah Diedarkan

Saat diedarkan, vaksin pun tetap dipantau secara ketat. Misalnya terkait aturan pembatasan usia penerima vaksin.

"Umur berapa saja bisa diimunisasi. Misalnya seperti Difteri Pertusis usia 6 minggu. Setelah dijawab setelah riset keluar, apakah aman. Kalau sudah dilaunching sudah dijamin karena keamanan diteliti dalam lab," katanya.

Oleh karena alasan itulah hanya penyakit berbahaya yang dicarikan vaksinnya. Tujuannya agar vaksin benar-benar ampuh membangun kekebalan tubuh.

"Vaksinasi dilakukan untuk memunculkan kekebalan tubuh terhadap penyakit mematikan," kata Windhi.

Kekebalan individu bisa mendorong terwujudnya kekebalan kelompok (herd immunity). Semakin banyak individu yang kebal, akan terbentuklah kekebalan kelompok. Bila kekebalan kelompok terbentuk, penyakit berbahaya dengan sendirinya tertangkal.

3 dari 3 halaman

Infografis Vaksin COVID-19