Liputan6.com, Jakarta Sebagai langkah persiapan vaksinasi COVID-19 di Tanah Air, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menilai, perlu rekomendasi dari Indonesia and Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Strategic Advisory Group of Experts on Immunization of the World Health Organization (SAGE WHO).
"Jadi, perlu pertimbangan rekomendasi dari ITAGI dan SAGE WHO," kata Ketua Satgas COVID-19 PB IDI Zubairi Djoerban melalui keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (22/10/2020).
Advertisement
ITAGI berdiri tahun 2007 sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan pada 15 Desember 2006 No.1418 / Menkes/SK/XII/2006). Peran ITAGI memberikan rekomendasi, baik medis, ilmiah, dan kesehatan masyarakat berkelanjutan dan tepat waktu terkait dengan vaksin.
SAGE adalah tim penasihat utama WHO untuk vaksin dan imunisasi. Badan ini bertugas memberi rekomendasi kepada WHO tentang kebijakan dan strategi global secara keseluruhan. Dari vaksin dan teknologi, penelitian dan pengembangan, hingga pemberian imunisasi dan hubungannya dengan intervensi kesehatan lainnya.
SAGE tidak hanya menyasar pada vaksin anak-anak dan imunisasi, tetapi semua penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Izin EUA dari BPOM
Selain pertimbangan dari ITAGI dan SAGE WHO, Zubairi menyampaikan, peran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga penting.
"Dalam situasi pandemi, WHO memperkenankan pembuatan dan penyediaan obat atau vaksin COVID-19 dapat dilakukan melalui proses Emergency use Authorization (EUA). Lembaga yang mempunyai otorisasi EUA di Indonesia adalah BPOM," ujarnya.
"Kami amat meyakini, BPOM tentu juga akan memperhatikan keamanan, efektivitas, dan imunogenitas suatu vaksin, termasuk bila terpaksa menggunakan skema EUA. Kami yakin, BPOM akan menjaga kemandirian dan profesionalismenya."
Advertisement
Susun Pedoman Vaksinasi
Pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 memerlukan persiapan yang baik dan komprehensif. Dalam hal ini, penyusunan pedoman-pedoman terkait vaksinasi oleh perhimpunan profesi.
"Penyusunan pedoman mencakup pelatihan petugas vaksin, sosialisasi bagi seluruh masyarakat, dan membangun jejaring untuk penanganan efek samping vaksinasi," imbuh zubairi.
"Keamanan dan efektifitas adalah yang utama."
Zubairi berharap program vaksinasi COVID-19 nanti berjalan lancar.
"Kita semua ingin agar program ini berjalan lancar. Kami sendiri juga berharap, program vaksinasi ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat," tutupnya.
Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19
Advertisement