Liputan6.com, Jakarta - Pakar Epidemologi Universitas Indonesia, dr Tri Yunis Miko Wahyono, meminta pemerintah untuk fokus mengembangkan uji klinis vaksin COVID-19 sesuai waktu yang sudah dibuat.
Dia, menekankan, jangan sampai ada faktor lain yang justru menghambat proses vaksinasi guna menekan COVID-19 di Indonesia.
Tanggapan tersebut mengenai isu terkait vaksin COVID-19 Sinovac Brasil. Hal ini tak lepas dari pernyataan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yang menolak vaksin tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Sikap Bolsonaro dinilai terkait dengan rivalitas politiknya Gubernur Sao Paolo, Joao Doria. Sao Paolo sendiri menjadi wilayah yang ikut bekerja sama dengan Sinovac dalam mengembangkan vaksin lokal di Brasil.
“Indikator vaksin itu kan dilihat dari tingkat keamanan dan efektivitasnya. Jadi, di luar faktor itu jangan sampai menghentikan proses. Pemerintah harus terus jalan,” kata Tri Yunis dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 23 Oktober 2020.
Simak Video Berikut Ini
Pandemi COVID-19 Menghentikan Aktivitas Manusia
Lebih lanjut Tri Yunis mengatakan bahwa pandemi COVID-19 nyaris menghentikan seluruh aktivitas manusia di seluruh dunia. Para produsen dan ilmuan pun berlomba-lomba menemukan vaksin untuk menghentikan penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
“Yang harus diperhatikan itu bagaimana step by step vaksinasi kepada masyarakat. Ini sudah darurat,” katanya..
Dia optimis program ini berhasil menghasilkan vaksin COVID-19 lantaran uji coba sebelumnya disebut berlangsung aman. PT Bio Farma, perusahaan pembuat dosis vaksin COVID-19 Sinovac, mengklaim uji klinis tahap pertama dan kedua terbukti dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap Virus Corona.
Seperti yang diungkapkan Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir, sejauh ini uji klinis ketiga kandidat vaksin COVID-19 yang sedang dilakukan di Bandung berjalan baik.
“Harapannya fase tiga ini juga aman,” ujar Tri Yunis
Advertisement