Liputan6.com, Jakarta Setiap individu memiliki tekanan kehidupan, tekanan psikologis, dan kemampuan bertahan. Dalam dunia psikologi, kemampuan untuk bertahan memiliki istilah resiliensi.
“Resiliensi adalah sekumpulan sifat pada diri seseorang yang dapat membantu mengelola stres, kemampuan bertahan, beradaptasi, dan menyesuaikan diri dalam menghadapi kesulitan atau bencana dengan cara sehat dan produktif,” kata Psikolog dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru, Surabaya, Naftalia Kusumawardhani, S.Psi, M.si dalam diskusi virtual ditulis pada Rabu (21/10/2020).
Baca Juga
Ia menambahkan, kalau tidak dilatih untuk resilien maka anak tidak akan mampu menghadapi masalah. Pelatihan resilien tidak hanya diperlukan oleh anak berkebutuhan khusus atau mengidap penyakit tertentu, tapi oleh semua anak secara umum.
Advertisement
“Tidak hanya mampu bertahan, anak juga harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri. Ketika dia menghadapi kesulitan dia harus punya kemampuan bertahan, beradaptasi, lalu dia bisa menyesuaikan diri, ini bertahap dengan cara yang sehat dan produktif.”
Ketahanan atau resiliensi psikologis juga perlu dimiliki keluarga. Ketahanan psikologis keluarga adalah kondisi dinamis suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan meliputi kemampuan fisik-material dan psikis-mental-spiritual. Ketahanan ini diperlukan untuk hidup mandiri dan mengembangkan diri bersama keluarga guna meningkatkan kesejahteraan bersama.
“Jika anak stres maka orangtua harus bisa mendengarkan dan menjadi sahabat anak. Meskipun orangtua juga stres tapi jenis stresnya pasti berbeda dengan anak. Ia perlu didengarkan dan dicarikan solusi karena anak-anak gak bisa mencari sendiri.”
Simak Video Berikut Ini:
3 Sumber Resiliensi
Naftalia menambahkan, resiliensi setidaknya berasal dari 3 sumber yaitu dukungan dari lingkungan, kekuatan diri sendiri, dan kemampuan selesaikan masalah.
Dorongan dari lingkungan dapat berupa sikap saling percaya, akses pada kebutuhan mudah, dan adanya dorongan untuk maju.
Sedang, kekuatan diri sendiri meliputi rasa percaya diri, optimis, dan empati. Sumber ketiga, kemampuan selesaikan masalah meliputi komunikasi, pemanfaatan wawasan, dan pengelolaan diri.
Advertisement