Sukses

Urban Farming, Solusi Atasi Kesulitan Pangan Selama Pandemi COVID-19

Urban farming menjadi solusi atasi kesulitan pangan selama pandemi COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Pertanian urban (urban farming) menjadi solusi atasi kesulitan pangan selama pandemi COVID-19. Praktik budaya berkebun dengan memanfaatkan lahan terbatas, terutama di perkotaan dapat membantu kebutuhan pangan sehari-hari.

Ketua Majelis Profesor Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian RI Tahlim Sudaryanto menerangkan, urban farming termasuk upaya yang rasional dalam mempertahankan pangan di tengah COVID-19.

"Urban farming memiliki fungsi yang sangat penting di dunia. Paling tidak untuk menunjang kebutuhan pangan bagi masyarakat," terang Tahlim saat dialog virtual Ketahanan Pangan Masa Pandemi COVID-19, Senin (26/10/2020).

"Saya lihat sangat banyak sekali inisiatif urban farming di tingkat RT/RW untuk bagaimana memanfaatkan sisa-sisa ruang. Tidak harus ada lahan, tetapi lorong-lorong dan gang bisanya di situ saja dikembangkan hidroponik."

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Urban Farming di Rumah

Praktik urban farming juga bisa dilakukan di rumah. Tanaman yang dapat dibudidayakan, seperti sayuran hijau (sawi, kangkung, bayam) hingga buah-buahan (cabai, tomat, mentimun).

"Sekarang banyak orang melakukan ini (urban farming). Setidaknya bisa mengatasi kesulitan untuk membeli pangan," lanjut Tahlim.

"Cara ini lebih rasional menggunakan lahan-lahan yang tersisa di ruang perkotaan, pinggir-pinggir rel kereta api, dan lainnya. Termasuk kegiatan yang positif."

Kementerian Pertanian juga mendorong untuk kegiatan-kegiatan urban farming hasil inisiatif masyarakat.

"Ya, tentunya patut kita apresiasi upaya tersebut," imbuh Tahlim.

3 dari 3 halaman

Infografis Keamanan Pangan