Liputan6.com, Jakarta Sebagian pasien COVID-19 mengalami batuk, demam ringan dan rasa lelah selama beberapa hari. Namun, ada juga sebagian pasien COVID-19 yang mengalami gejala tersebut berbulan-bulan. Oleh para ilmuwan mereka yang mengalami gejala COVID-19 hingga hitungan bulanan disebut sebagai pengidap long COVID.
Baru-baru ini sebuat studi menunjukkan bahwa ada beberapa gejala yang bisa menunjukkan seberapa lama gejala COVID-19 bertahan pada seseorang.
Baca Juga
Awalnya, peneliti meminta 4.182 partisipan alias pasien dengan COVID-19 mencatat gejala yang dialami di aplikasi 'COVID Symptom Studi app' dari 25 Maret hingga 30 Juni 2020 seperti mengutip Miami Herald, Rabu (28/10/2020).
Advertisement
Hasilnya, sebagian besar melaporkan durasi singkat mengalami gejala COVID-19 yakni 1.591 orang. Sementara, 558 orang mengalami gejala COVID-19 lebih dari 28 hari. Lalu, ada 189 orang yang mengalami gejala lebih dari 8 minggu dan 95 orang lebih dari 12 minggu.
Lima gejala yang dialami di minggu pertama adalah kelelahan, sakit kepala, sesak napas, suara serak dan nyeri otot. Bila mengalami lima gejala ini kemungkinan mengalami long COVID.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Didominasi Usia Tua
Dalam studi yang dipublikasikan pada 21 Oktober lalu ini, mereka yang mengalami gejala COVID-19 lebih dari 28 hari lebih banyak pada usia tua, perempuan, dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Hal ini bila dibandingkan pasien COVID-19 yang merasakan gejala hanya kurang dari 10 hari.
Lewat adanya studi ini, peneliti berharap para tenaga kesehatan bisa mengukur mengenai sumber daya mansuia serta sistem perawatan kesehatan.
"Di masyarakat, penting untuk mengukur beban long COVID sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik dan tenaga kesehatan yang juga terus tersedia," kata peneliti dari University College London dalam makalahnya.
Â
Advertisement