Sukses

Pantau Kepatuhan Protokol Kesehatan, Satgas COVID-19 Luncurkan Aplikasi Digital

Satgas mengatakan bahwa Sistem Bersatu Lawan COVID-19 dirancang untuk menghasilkan data secara real-time, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan melibatkan koordinasi antar dan lintas sektor

Liputan6.com, Jakarta Satgas Penanganan COVID-19 meluncurkan aplikasi digital yang dinamakan Sistem Bersatu Lawan COVID-19 (BLC) Monitoring Perubahan Perilaku. Inovasi ini dibuat sebagai sistem pengawasan dan penegakan disiplin protokol kesehatan.

Dewi Nur Aisyah, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta mengatakan, potensi penyebaran COVID-19 khususnya di titik-titik kerumunan sangatlah tinggi.

"Jadi ada dua yang dibangun, satu aplikasi untuk petugas di lapangan yang akan memasukkan data berdasarkan data apa yang dia lihat pada saat itu juga, yang kedua adalah dashboard-nya untuk melihat hasil dengan cara, data yang sudah banyak terkumpul langsung dianalisis secara otomatis," kata Dewi pada Kamis (29/10/2020).

Dalam keterangannya, Satgas mengatakan bahwa Sistem Bersatu Lawan COVID-19 dirancang untuk menghasilkan data secara real-time, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan melibatkan koordinasi antar dan lintas sektor.

Dewi menjelaskan, pelaksanaan pemantauan protokol kesehatan di titik-titik kerumunan akan dilakukan oleh para petugas di lapangan seperti TNI, Polri, Duta Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, hingga Satpol PP.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Aplikasi Disesuaikan Kebutuhan

Dewi mengungkapkan, para petugas pemantau protokol kesehatan nantinya akan menggunakan aplikasi BLC Monitoring Perubahan Perilaku yang sesuai dengan tugasnya.

"Dia akan melihat di depan saya ada 10 orang, dari 10 orang 7 menggunakan masker yang 3 tidak. Dia tinggal memasukkan angka saja, jadi bukan proporsi, nanti semua laporan terkumpul di dalam back-end kemudian langsung kita analisis dan keluar grafiknya secara otomatis," kata Dewi.

Ia menambahkan, apabila di titik kerumunan terdapat ratusan orang, pemantauan dilakukan berdasarkan batas pandang mata petugas.

Lebih lanjut, Dewi mengatakan, untuk Polri sistem tersebut sudah disesuaikan untuk operasi yustisi dan untuk TNI, aplikasinya telah digabung untuk kebutuhan kegiatan pendisiplinan.

Sementara untuk Duta Perubahan Perilaku, aplikasinya disesuaikan untuk program edukasi. "Nanti lebih seru lagi, ketika dilihat, diedukasi, mereka menerima, menolak, atau berkomitmen, ini kelihatan juga."

Selain itu untuk Kemendagri dan Satpol PP, aplikasi tersebut akan digabung dengan pemantauan kegiatan Pilkada. "Jadi semuanya kegiatan real time, saat itu juga masuk, saat laporan langsung terlihat."

Dewi mengatakan, tidak hanya individu, kepatuhan institusi juga akan diukur. Ia menyebut, ketangguhan komunitas membutuhkan dua kombinasi yaitu kepatuhan individu dan kepatuhan institusi.

3 dari 3 halaman

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?