Liputan6.com, Jakarta Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil mengatakan hingga saat ini belum ada kasus efek samping parah dari pemberian kandidat vaksin COVID-19 pada sukarelawan studi di Indonesia.
Namun, ia mengatakan ada beberapa sukarelawan yang tidak dapat melanjutkan pemberian vaksin COVID-19 dosis kedua.
Baca Juga
"Waktu proses uji klinis selama ini sementara waktu cukup baik," kata Kusnandi dalam dialog yang disiarkan dari Youtube FMB9ID_IKP pada Selasa (3/11/2020).
Advertisement
Kusnandi mengatakan, 1.620 sukarelawan sudah mendapatkan suntikan pertama dari kandidat vaksin COVID-19. Sementara, sekitar 1.590 orang sudah mendapatkan dosis kedua.
Meski begitu, ia mengungkapkan ada 17 sukarelawan yang terpaksa drop out dari uji klinis dan tidak dapat melanjutkan pemberian vaksin COVID-19 dosis kedua.
"Drop out-nya bukan karena reaksi vaksin, tetapi karena memang pindah bekerja, lalu ada penyakit lain seperti tifus sehingga dia tidak bisa melakukan imunisasi kedua sehingga dia drop out," kata Kusnandi.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Tidak Ada Hal yang Menakutkan
Dalam dua kali pemberian vaksin, Kusnandi mengatakan bahwa tidak ada efek samping atau temuan kasus yang berbahaya dilaporkan oleh sukarelawan.
"Selama yang ini tidak kami temukan hal-hal yang menakutkan," katanya. Ia menyebut, efek samping yang umum dirasakan hanya demam sedikit yang hilang dalam dua hari.
"Memang ada yang mengundurkan diri dari penelitian karena pindah kerja sebanyak 7 orang dan yang 8 oleh karena sakit tetapi bukan karena oleh vaksin."
"Jadi saya pikir sampai saat ini keamanannya masih bisa dipertanggungjawabkan. Nanti laporan yang lebih rinci akan saya bikin kalau penelitiannya sudah selesai."
Pada kesempatan tersebut, Kusnandi pun tetap meminta agar masyarakat tetap bisa beraktivitas dan bekerja namun dengan menjaga keamanan diri dari COVID-19.
"Jadi betul-betul kita jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, dan juga jangan mengesampingkan kegiatan kita sehari-hari, biar bagaimana pun kita perlu income dan yang lain sebagainya, kalau tidak perlu juga tidak usah keluar-keluar, tetapi kalau kita harus bekerja, bekerja seperti biasa sampai kita dikatakan aman."
Advertisement