Liputan6.com, Jakarta Proses uji klinis vaksin COVID-19 masih berlangsung di Indonesia. Faktor keamanan menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam pemberian vaksin secara umum, selain efektivitas.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil mengatakan, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) bisa terjadi apabila seseorang kuat saat diberikan vaksin.
Baca Juga
"Kalau memang umpamanya orangnya tidak kuat sama vaksin, begitu divaksin dia gatal atau merah-merah atau pingsan, itu juga memang ada, karena vaksin kan isinya macam-macam," kata Kusnandi dalam dialog yang disiarkan dari saluran Youtube FMB9ID_IKP, ditulis Rabu (4/11/2020).
Advertisement
Kusnandi mengatakan, KIPI bisa saja terjadi apabila orang yang disuntik tidak dapat menerima zat atau campuran yang terkandung di dalam vaksin.
Berdasarkan pengalamannya dalam pemberian vaksin di Indonesia, Kusnandi mengatakan bahwa reaksi berat usai imunisasi dilaporkan sangat sedikit.
"Selama ini kita sudah melakukan banyak imunisasi di Indonesia, kemungkinan terjadi reaksi yang berat, umpamanya pingsan habis diimunisasi itu kejadian dari sejuta hanya 0,1 atau 1 sampai 0,1," kata Kusnandi.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Jangan Pulang Dulu Usai Divaksin
Â
Namun Kusnandi menegaskan bahwa adanya potensi reaksi berat tersebut juga harus tetap menjadi dasar agar pemberian vaksin dilakukan dengan hati-hati.
"Jadi kalau habis imunisasi jangan pulang dulu selama 30 menit, kalau dia tidak kuat, biasanya (reaksi) datangnya dalam 30 menit pertama," ujarnya.
Selain itu, Kusnandi mengungkapkan bahwa orang yang akan diberikan vaksin biasanya akan mendapatkan pertanyaan mengenai riwayat adanya efek samping dari pemberian vaksin, misalnya mengalami pingsan usai diimunisasi.
Sementara terkait uji klinis vaksin COVID-19 di Indonesia, Kusnandi mengatakan bahwa dalam dua kali pemberian vaksin, tidak ada laporan efek samping berbahaya yang dilaporkan oleh sukarelawan.
"Selama yang ini tidak kami temukan hal-hal yang menakutkan," katanya. Ia menyebut, efek samping yang umum dirasakan hanya demam ringan yang hilang dalam dua hari.
Advertisement