Liputan6.com, Jakarta Ahli virologi dan molekuler biologi Universitas Udayana I Gusti Ngurah Mahardika mengatakan bahwa Indonesia sangat mungkin untuk mengembangkan sendiri vaksin COVID-19.
"Sangat mungkin, ahli atau expert-nya ada," kata Mahardika dalam dialog dengan dokter Reisa Broto Asmoro, yang disiarkan di saluran Youtube Sekretariat Presiden, dikutip Rabu (4/11/2020).
Baca Juga
Meski dinilai mampu, Mahardika, yang juga terlibat dalam Tim Percepatan Pengembangan Vaksin Merah Putih, mengungkapkan ada beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pengembangan vaksin COVID-19.
Advertisement
"Masalah kita adalah kita telat memulai untuk COVID-19, yang kedua adalah sumber daya manusia dan infrastrukturnya itu tersebar di berbagai institusi, tidak ada di bawah satu institusi," ujarnya.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita
Â
Â
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Pentingnya Kerja Sama dengan Negara Lain
Mahardika menegaskan, Indonesia mampu mengembangkan vaksin COVID-19 secara mandiri asalkan disertai dengan "political will dari negara, pemerintah, atau kementerian, untuk mengembangkannya sendiri."
Selain itu, Mahardika juga menyebut bahwa kerja sama dengan negara lain bukan hal yang tabu dalam pengembangan sebuah vaksin. Ada banyak keuntungan dengan bekerja sama dengan ilmuwan dan negara lain.
"Kerja sama itu diperlukan untuk benar-benar kita mendapatkan high quality data, jadi data-data yang berkualitas, dan kita bukan katak dalam tempurung, kita terbuka dengan data kita, dan menerima input atau masukan dari orang lain."
Menurut Mahardika, dengan membuka kerja sama dalam pengembangan vaksin, Indonesia berarti juga berkontribusi bagi masyarakat di belahan dunia yang lain, serta mendapatkan masukan dari negara lain.
"Jadi kita mampu tanpa kerja sama, tetapi sebaiknya dengan kerja sama karena kita hanya akan maju pesat dengan kerja sama antar negara dan antar ilmuwan dunia."
Advertisement