Liputan6.com, Jakarta Jika muncul bintil-bintil mirip jerawat di area kelamin, Anda harus berhati-hati terhadap adanya penyakit menular seksual. Kondisi tersebut bisa saja infeksi kulit moluskum kontagiosum--penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh virus pox.
"Cara penularan dari moluskum kontagiosum yang paling sering adalah kontak seksual. Awal-awal muncul bintil, seseorang tidak memiliki gejala apa-apa, tidak ada rasa sakit dan gatal," kata dokter spesialis kulit dan kelamin Anthony Handoko saat dialog virtual, Rabu (4/11/2020).
"Kalaupun bintil mirip jerawat ada rasa gatal, rasa gatalnya sangat minimal. Kalau ternyata memang benar-benar gatal harus segera diperiksa. Harus diobati sesegera mungkin karena penularan dan penyebarannya juga cukup cepat."
Advertisement
Bintil-bintil kecil moluskum kontagiosum muncul pada kulit di bagian tubuh yang terinfeksi. Sering kali muncul pada wajah, kelopak mata, ketiak, dan paha (selangkangan). Jika bintil-bintil ini muncul pada area alat kelamin, maka pertanda penyakit menular seksual.
Lebar bintil-bintil mirip jerawat yang muncul sekitar 2-5 milimeter dan lesung di bagian tengah. Biasanya tidak terjadi peradangan (pembengkakan dan merah). Jika menggaruk, luka yang terjadi dapat menyebabkan virus menyebar dalam barisan atau kelompok, yang disebut crop.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Baru Sadar Ketika Rasa Gatal Muncul
Moluskum kontagiosum yang terjadi melalui kontak seksual (hubungan seks) biasanya baru disadari ketika seseorang tersebut menggaruk. Dalam hal ini, gejala gatal ringan sudah mulai dirasakan.
"Pada umumnya, semua pasien tidak merasakan (gejala) apa-apa. Saat ditanya, bilangnya enggak ada gatal, enggak ada nyeri. Kalau udah ada rasa gatal ringan ini biasanya terjadi karena berhubungan dan punya dermatitis atopik--peradangan kulit," lanjut Anthony yang juga CEO Klinik Pramudia.
"Lalu digaruklah, ternyata dia baru sadar bahwa bentuk bintil-bintilnya itu makin menyebar. Bentuknya mirip sekali dengan jerawat, hanya saja letaknya bukan di wajah atau punggung ya, melainkan di area kelamin."
Bintil-bintil moluskum kontagiosum umumnya berwarna putih atau merah muda. Tetapi ada ciri khasnya berbentuk lekukan di tengah-tengah bintil.
Advertisement
Penyembuhan Tergantung Sistem Imun
Moluskum kontagiosum tidak membutuhkan pengobatan dalam 6-12 bulan, terutama jika memiliki imunitas yang baik, maka akan menghilang dengan sendirinya. Meski begitu, ada pengobatan yang bisa dijalani, terlebih lagi ukuran bintil besar.
Mengoleskan bintil dengan salep, kuret atau scraping--mengikis bintil menggunakan alat medis khusus--serta diathermy--menghancurkan bintil menggunakan energi panas dengan terlebih dahulu diberikan bius lokal bisa dilakukan.
"Kita juga harus memerhatikan status imun pasien tersebut. Sistem imun terbagi atas imunokompeten dan imunokompromais. Kalau imunokompeten adalah orang yang mempunyai sistem imun yang kompeten, sehat. Bila kita terkena infeksi virus, tubuh sendiri dapat memakan virus, sehingga tidak sampai menimbulkan gejala," jelas Anthony.
"Yang menjadi lebih menarik adalah orang yang mempunyai imunokompromais. Jadi. status imunitasnya menurun, terutama orang-orang yang menderita HIV positif atau orang yang menderita dermatitis atopik. Bila dia kena moluskum kontagiousum, penyembuhan harus dibantu dengan pengobatan."
Tujuan pengobatan moluskum kontagiosum adalah menghancurkan bintil-bintil. Di dalam bintil moluskum kontagiosum terdapat inti sel, yang harus dikeluarkan dari kulit. Upaya ini mencegah bintil-bintil menyebar dan muncul ke area tubuh lain.
Infografis 7 Gejala Anda Terjangkit Covid-19
Advertisement