Liputan6.com, Jakarta - Penting bagi seorang perempuan untuk peka terhadap pola menstruasi yang terjadi setiap bulannya. Sehingga, perempuan tahu harus berbuat apa ketika suatu saat terjadi perubahan.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas di Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah, Kanadi Sumapraja, menjelaskan, para perempuan biasanya mengalami menstruasi setiap 21 hari sekali atau paling lama 35 hari sekali.
"Rata-rata 28 hari," kata Kanadi dikutip dari Antaranews pada Selasa, 10 November 2020.
Advertisement
Baca Juga
Biasanya juga, lanjut Kanadi, menstruasi berlangsung 3,5 hingga tujuh hari hari atau normalnya rata-rata seminggu. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan.
Menurut Kanadi, jika datang bulan melewati waktu tersebut, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Bisa saja itu merupakan pertanda adanya suatu masalah.
Simak Video Berikut Ini
Derasnya Darah Menstruasi
Kanadi juga menekankan bahwa derasnya darah per hari juga perlu diperhatikan. Contohnya, ketika perempuan yang haid selama lima hari lalu ganti pembalut tiga kali sehari, kini tiba-tiba menjadi sepuluh kali ganti dalam sehari.
“Pola darah menstruasi ditentukan dua hal, salah satunya faktor yang bertanggung jawab pada produksi darah menstruasi dan mekanisme penghentian pendarahan misalnya pembekuan darah” Kanadi menjelaskan.
Advertisement
Faktor Lainnya
Lebih lanjut Kanadi mengatakan bahwa faktor lain yang berhubungan dengan pola darah, misalnya pasien yang mengalami kelainan jantung dan diharuskan mengonsumsi obat-obat tertentu untuk pengencer darah dari dokter.
Menurut kanadi, pasien tersebut bisa saja cenderung mengeluarkan lebih banyak darah saat haid,“Hal ini disebut dengan gangguan pendarahan akibat mengonsumsi obat-obatan.".
Terkadang, perempuan juga merasakan nyeri pada bagian bawah perut saat sedang menstruasi. Nyeri ini terbagi atas dua, yakni primer dan sekunder.
Nyeri primer biasanya sudah dirasakan sejak awal menstruasi, sementara nyeri sekunder, biasanya merasakan nyeri setelah beberapa waktu setelah haid pertama.
Penulis: Deskhila Wijaya/Aditya Eka Prawira