Liputan6.com, Jakarta Selama libur panjang, dari 28 Oktober sampai November 2020 terlihat angka konfirmasi positif COVID-19 secara nasional mengalami penurunan. Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyebut, kapasitas laboratorium perlu dievaluasi.
Hal itu dilatarbelakangi jumlah laboratorium pemeriksa spesimen berkurang dari segi operasional.
Advertisement
"Perlu adanya evaluasi terhadap operasional laboratorium di seluruh Indonesia. Menurut analisis data, ini (jumlah positif COVID-19 turun) terjadi (karena) penurunan testing (tes COVID-19) setiap akhir minggu ataupun saat libur panjang," terang Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (5/11/2020).
"Ini merupakan salah satu tantangan buat kita semua yang sedang kami coba selesaikan."
Satgas Nasional juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas laboratorium dan kebutuhan pendukung lain, seperti reagen--cairan untuk mendukung pemeriksaan spesimen.
"Kami dengan pemerintah daerah untuk melakukan secara maksimal dan menyeluruh sebagai upaya deteksi dini terhadap kasus positif COVID-19 di daerahnya masing-masing," lanjut Wiku.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Kendala Pemeriksaan Spesimen
Wiku menambahkan, ada beberapa kendala dalam pemeriksaan spesimen COVID-19.
"Kendala yang dihadapi, seperti wilayah testing yang tersebar luas dan jumlah masyarakat yang harus di testing," ucapnya.
"Oleh karena itu, kami meminta peran aktif masyarakat dalam mendukung upaya testing yang dilakukan oleh pemerintah. Apabila mengalami gejala COVID-19 segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan testing."
Selain itu, ada juga kendala dari jumlah tenaga pemeriksa spesimen. Meski begitu, dari waktu ke waktu sudah ditingkatkan. Koordinasi terus dilakukan dengan pemerintah daerah dan laboratorium-laboratorium untuk memastikan alat testing dan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan.
"Karena jumlahnya cukup banyak, kita harus memastikan satu persatu. Untuk total alat dan SDM yang dibutuhkan, tergantung jumlah penduduk dan luas daerah," pungkas Wiku.
"Dan juga Pemerintah saat ini sedang dilakukan perbaikan dan penyelarasan koordinasi data dari kabupaten/kota ke provinsi dan ke pusat, yaitu Kementerian Kesehatan."
Advertisement