Sukses

Dukungan Keluarga Bantu Penyandang Diabetes Jaga Kesehatan

Kehadiran komunitas masyarakat yang sadar dan keluarga yang peduli diabetes juga dibutuhkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat dalam mengendalikan penyakit tidak menular ini

Liputan6.com, Jakarta Diabetes masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang menghantui dunia. International Diabetes Federation (IDF) melaporkan, per 14 Mei 2020, sebanyak 463 juta orang dewasa di dunia menyandang penyakit tidak menular ini dengan prevalensi global mencapai 9,3 persen.

Data IDF menyebutkan, 50,1 persen penyandang diabetes tidak terdiagnosis sehingga membuatnya menjadi silent killer. Jumlah penyandang diabetes (diabetesi) diperkirakan meningkat 45 persen atau setara dengan 629 juta pasien pada 2045.

Dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat (6/11/2020), Sidartawan Soegondo, Executive Committee Member IDF Western Pacific Region (2009-2011 & 2012-2015) mengatakan, pengendalian diabetes membutuhkan perhatian semua orang dan kebijakan nasional dengan pendekatan yang terintegrasi.

Selain itu, kehadiran komunitas masyarakat yang sadar dan keluarga yang peduli diabetes juga dibutuhkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat dalam mengendalikan penyakit tidak menular ini.

"Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk melaksanakan upaya kesehatan," kata Soegondo. "Upaya yang dapat dilakukan keluarga diabetesi antara lain melakukan perencanaan makan, perencanaan olahraga, pengaturan obat, dan edukasi."

 

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Dukungan Keluarga Pada Diabetesi

Dalam keluarga, Soegondo juga mengatakan bahwa upaya yang perlu ditingkatkan adalah pengaturan pola makan sehat dan gizi seimbang, serta ajakan berolahraga.

"Hasil penelitian terkait dukungan keluarga yang positif, mengarah pada kontrol gula darah yang lebih baik atau 42,2 persen memiliki gula darah yang lebih terkontrol," ujarnya.

Berdasarkan data IDF, 90 persen penyandang mengalami diabetes tipe 2 atau diabetes melitus. Soegondo mengatakan, kenaikan jumlah penyandang diabetes tipe 2 didorong oleh kondisi saling mempengaruhi yang kompleks antara pertumbuhan sosio-ekonomi, demografis, lingkungan, dan faktor genetis.

Kontributor utama lainnya termasuk arus urbanisasi, populasi penduduk yang menua, berkurangnya aktivitas fisik di tengah masyarakat urban, dan meningkatnya obesitas serta kelebihan berat badan.

Menurut dokter Sony Wibisono, Presiden Terpilih Pengurus Besar Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Periode 2020-2022, diabetesi harus menerima perawatan medis yang terkoordinasi dan terintegrasi dari tim kesehatan.

Di sini, keluarga perlu menyadari pentingnya keikutsertaan dalam perawatan diabetesi melitus agar kadar gula darah dapat terkontrol dengan baik.

"Perencanaan pengelolaan diabetes melitus harus dilakukan secara bersama antara pasien dengan keluarga agar gula darah dapat terkontrol. Diabetesi memerlukan diet gizi khusus untuk secara efektif mengatur kadar gula darah mereka serta memenuhi kebutuhan gizi mereka," kata Sony.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19