Sukses

Tim Uji Klinis Jamin Keamanan Vaksin COVID-19

Pasalnya dari dua gelombang uji coba vaksinasi COVID-19 terhadap 3.270 relawan tidak ada yang dikhawatirkan.

Liputan6.com, Bandung Tim Uji Klinis Fase Tiga Vaksin COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran menyatakan masyarakat tidak usah meragukan keamanan vaksin COVID-19 yang telah diuji coba keampuhannya. Pasalnya dari dua gelombang uji coba vaksinasi terhadap 3.270 relawan tidak ada yang dikhawatirkan. 

Menurut Ketua Tim Uji Klinis Fase Tiga Vaksin COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil, jika terdapat efek samping dari vaksinasi itu hanya alergi biasa akibat adanya lima campuran zat di dalamnya salah satunya antibiotik. Sehingga sampai saat ini sebut Kusnandi, secara keseluruhan uji coba vaksin COVID-19 dianggap baik.

“Memang ada yang drop out. Drop out-nya bukan karena reaksi vaksin tapi karena memang pindah bekerja, ada penyakit lain umpamanya typus sehingga dia tidak bisa melakukan imunisasi kedua, sehingga dia drop out. Sekarang ini yang drop out ada 17 orang ya. Tujuh karena pindah kerja, yang delapannya oleh karena sakit yang bukan disebabkan oleh imunisasi,” ujar Kusnandi dalam keterangan daring di akun Youtube Lawan COVID-19 ID ditulis Bandung, Rabu, 4 November 2020.

Jika membandingkan dengan proses uji klinis vaksin penyakit lain diantaranya adalah difteri dan tetanus, Kusnandi mengaku proses uji coba klinis vaksin COVID-19 berjalan mulus. Hal itu disebutkan Kusnandi, berdasarkan pengalamannya dari lebih 30 uji coba serupa yang pernah dilakukannya.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Vaksinasi Massal Menunggu Keputusan BPOM

Kusnandi telah melaporkan kepada pemerintah bahwa vaksinasi berjalan dengan baik. Jika hasilnya buruk, maka Kusnandi tidak akan berusaha untuk menutupinya.

“Saya melaporkan uji klinis ini baik atau tidak. Kalau hasilnya enggak baik, saya katakan enggak baik. Kalau hasilnya baik, saya katakan baik. Nanti itu kan dibandingkan dengan hasil uji klinis dengan negara - negara lain,” ucap Kusnandi.

Kusnandi menyebutkan sementara untuk kebijakan pemberian vaksinasi massal, harus menunggu keputusan dari pemerintah dalam hal ini Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Itu pun harus mengacu kepada keputusan badan kesehatan dunia, WHO.

Sampai sekarang ini proses uji klinis ini masih belum selesai, alasannya tutur Kusnandi karena proses pemantauan kesehatan relawan uji klinis vaksin diperkirakan selesai sampai dengan bulan Maret 2021. Kusnandi mengatakan akan tetap mengikuti tahapan uji klinis yang telah ditetapkan.

“Kalau kata saya ini prosesnya masih panjang. Tapi kalau pun pemerintah mau beli vaksin yang lain dari luar negeri tidak apa - apa. Namun seluruhnya belum memasuki fase tiga, baru ini yang masuk fase tiga,” ungkap Kusnandi.

3 dari 3 halaman

Infografis