Liputan6.com, Jakarta Pemulangan seorang pasien Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet meski hasil tes swab masih menunjukkan positif COVID-19 menimbulkan beberapa pertanyaan.
Menurut laporan, pasien tersebut dipulangkan setelah nilai Ct PCR-nya menunjukkan angka 35. Terkait hal ini, dokter paru di Rumah Sakit Umum Bhakti Asih, dr. Sri Dhuny Atas Asri menjelaskan alasan dipulangkannya pasien tersebut.
“Jadi, sekarang pedoman dokter itu dari Kemkes yang Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) revisi 5. Di panduan tersebut tentu ada dasarnya dari beberapa penelitian di dunia. Sekitar 80 persen orang tanpa gejala (OTG) saat dicek virusnya sudah tidak tumbuh walaupun ketika di-swab hasilnya positif. Kalau swab, yang kita cari itu pakai PCR jadi yang dicari itu di bagian tubuh virus. Bisa jadi virusnya sudah mati tapi masih ada sisa (bangkai virus) jadi ketika di swab masih positif,” kata Dhuny kepada Health Liputan6.com, Sabtu (7/11/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ia menambahkan, orang yang masih positif dengan sisa virus yang tidak aktif ditandai dengan nilai cycle threshold/cycling time (Ct) yang tidak rendah.
“Ct value itu kan nilai cycling time, orang bisa positif pada putaran keberapa, semakin banyak jumlah virus tentu nilai Ct-nya semakin rendah. Dalam penelitian, nilai cut off ditentukan pada angka 25, 26,27, kalau di bawah itu dianggap masih sangat positif dan kemungkinan besar virus masih aktif sehingga bisa menginfeksi orang lain.”
“Sebetulnya, Ct yang dianggap negatif itu di atas 40. Jadi yang di atas 26, 28 dan di bawah 40 itu ada kemungkinan hanya sisa-sisa (bangkai virus), entah sisa kulitnya atau bagian tubuh lainnya dari virus.”
Hal tersebut lah yang membuat rumah sakit memulangkan orang dengan Ct 35 dipulangkan walau statusnya masih positif COVID-19.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Tidak Hanya Melihat Hasil Swab
Dhuny menyimpulkan, hasil swab yang positif tidak selalu bisa dikatakan bahwa seseorang memiliki virus aktif di dalam tubuhnya, bisa saja hanya sisa virus yang tertinggal.
Untuk memutuskan pasien boleh pulang atau tidak maka berbagai keterangan perlu dilihat ulang. Tidak hanya hasil swab, foto toraks dan hasil lab lain perlu dicek sebelum memulangkan pasien.
“Jadi makanya kita tidak murni hanya menggunakan swab, tapi kita lihat foto toraksnya, keluhan gejalanya, dan hasil lab lainnya. Kalau semuanya mendukung perbaikan dan membaik kecuali swab ya kemungkinan itu hanya positif bangkai virus,” pungkasnya.
Advertisement