Liputan6.com, Jakarta Pada masa pandemi COVID-19, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, para petani juga pahlawan kita. Mereka ikut andil dalam pemenuhan pangan. Dalam hal ini, pertanian menjadi salah satu sektor penting selama pandemi.
"Bicara pertanian itu bicara kebersamaan. Harus ada intervensi bersama karena berkaitan dengan penduduk. Kalau tidak tersedia pangan, makan kan jadi susah gitu ya," kata Yasin saat dialog virtual Ketahanan dan Swasembada Pangan Indonesia 2045 dalam Hubungan dengan Kualitas SDM, Senin (9/11/2020).
"Menghadapi pandemi COVID-19, yang menjadi pahlawan itu bukan hanya dokter dan paramedis. Ini pendapat pribadi Saya sebagai Menteri Pertanian, yang menjadi pahlawan dalam kondisi pandemi itu juga para petani kita."
Advertisement
Lebih lanjut, Yasin Limpo mengatakan, solusi kesehatan selama pandemi COVID-19 mungkin bersifat sementara (temporary). Tetapi ketahanan pangan (food security) menjadi solusi permanen.
"Ini yang harus bisa dilakukan terus (ketersediaan pangan). Alhamdulillah, Saya sangat monitor pangan di lapangan, dibantu oleh semua pihak. Tentunya, untuk bisa mempersiapkan pangan yang ada," lanjutnya.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Ingin Desa Baik, Penuhi Pertaniannya
Pertanian menjadi penting dan solusi paling utama bagi penduduk. Dari pertanian, sektor lapangan kerja ini mendapatkan hasil yang langsung bisa dirasakan.
"Yang juga mampu memutar ekonomi adalah pertanian. Kalau mau lihat desa baik, penuhi pertaniannya. Kalau mau lihat kecamatan yang baik, penuhi pertaniannya. Ingin kabupaten maju, penuhi pertaniannya," terang Yasin.
"Bicara ketahanan pangan berkaitan tentang kebutuhan dasar penduduk. Saya biasanya ngomong begini di lapangan, Kalau mau beli baju rusak, sudah kotor, dan lusuh. Ya, setrika aja dulu yang ada. Kalau mobil/motor mogok, ya tolong dorong dulu, perbaiki karburator, cuci businya. Tetapi kalau (urusan) makan, tidak ada ceritanya, Hari ini tidak makan, beberapa hari kemudian kamu matilah. Tidak bisa begini."
Oleh karena itu, setiap kepala daerah dan pejabat/pimpinan harus bekerja melekat dengan pertanian. Kebijakan yang dijalankan harus sejalan dengan pertanian.
Advertisement
Pertanian Sokong Penduduk yang Besar
Yasin menambahkan, Indonesia punya jumlah penduduk yang besar mencapai 273 juta orang. Jumlah penduduk besar dan rata-rata kenal pertanian. Artinya, sudah biasa dengan masalah pertanian.
"Jadi, yang bisa menjamin hadirnya penduduk yang besar, hadirnya negara dengan kekuatan yang besar, yang memiliki potensi bisa langsung digarap dan siap untuk melakukan itu semua, hanyalah pertanian. Karena alamnya oke, jumlah penduduk oke," tambahnya.
Untuk merealisasikan pertanian yang optimal, ada tiga pendekatan. Pertama, maju. Pertanian harus ada perkembangan dari 1 bulan, 3 bulan, 5 bulan, dan 1 tahun. Kuncinya, harus jelas, ke mana kita mau mengarah.Â
Kedua, mandiri. Artinya, kita harus bisa mengupayakan segalanya dengan kekuatan yang ada. Mandiri berarti hanya kita sendiri. Mandiri dengan berbagai aksi dan kebersamaan yang menjadi cerminan diri di era pandemi.
Mandiri juga berarti potensi untuk memberi kekuatan bagi kokohnya sebuah negara dan kehidupan. Ketiga, modern. Kita harus masuk dengan pendekatan pertanian baru, seperti robot konstruksi.
"Internet of thing harus main dalam kehidupan pertanian. Maju, mandiri, dan modern menjadi pilihan bagi pertanian, tidak boleh ada cara-cara yang kemarin sukses, mungkin saja tidak bisa menjamin kesuksesan berikutnya. Harus ada perubahan itu," pungkas Yasin.
"Intervensi sains dan teknologi menjadi penting di kepala semua pejabat. Harus ada terobosan dan negara menjadi pelopor utama."
Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19
Advertisement