Liputan6.com, Jakarta Wury Estu Handayani, istri Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin, mengajak pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama agar anak-anak Indonesia terbebas dari pneumonia.
Dalam peringatan Hari Pneumonia Sedunia secara virtual pada Kamis (13/11/2020), Wury mengatakan bahwa pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita.
Baca Juga
"Dan sesungguhnya dapat dicegah dan diobati," kata Wury dalam kegiatan yang disiarkan dari saluran Youtube Save the Children Indonesia tersebut.
Advertisement
Wury mengatakan, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengakhiri pneumonia pada anak. Pertama, adalah dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, MPASI (makanan pendamping ASI) yang berkualitas, serta melanjutkan menyusui hingga minimal dua tahun.
Selain itu, tuntaskan juga imunisasi anak dan obati juga anak dengan membawanya ke fasilitas kesehatan apabila mengalami sakit.
"Pastikan kecukupan gizi anak, hidup bersih sehat, dan pantau tumbuh kembang anak," ujarnya.
Wury pun juga memberikan apresiasinya pada orangtua yang berhasil menyelamatkan anaknya dari pneumonia. "Kisah ayah bunda itu, menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tidak menyerah dalam melindungi, mencegah, dan mengobati anak dari pneumonia."
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Penyebab 10 Persen Kematian Balita
Pada kesempatan yang sama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa berdasarkan laporan World Health Organization pada 2017, 15 persen kematian anak di bawah 5 tahun, disebabkan oleh pneumonia.
"Jumlahnya lebih dari 800 ribu anak di Indonesia, berdasarkan sampel Sistem Registrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) tahun 2016, pneumonia adalah penyebab 10 persen kematian balita," kata Terawan menambahkan.
Terawan mengatakan, pemerintah telah meningkatkan tata kelola pneumonia dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan balita dengan pneumonia.
Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam deteksi dini pneumonia, dan melakukan perluasan imunisasi PCV atau pneumococcal conjugate vaccine secara bertahap, untuk menurunkan angka kematian balita karena pneumonia.
Ia juga mengimbau agar semua pihak, baik pemangku kebijakan lintas sektor, organisasi profesi bidang kesehatan, serta organisasi masyarakat, untuk berkontribusi mencegah pneumonia dengan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat, dan menciptakan lingkungan yang sehat.
"Keluarga berperan besar terhadap kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa yang harus mendapat perlindungan dan hak kesehatannya, termasuk stop pneumonia pada anak," kata Terawan.
Advertisement