Sukses

7 Alasan Siklus Menstruasi Tidak Teratur serta Cara Mengatasinya

Terkadang menstruasi bisa saja lebih awal, terlambat, atau hanya berbeda dari biasanya. Mengapa bisa begitu?

Liputan6.com, Jakarta Terkadang menstruasi datang lebih awal tapi bulan berikutnya terlambat. Sementara banyak perempuan lain yang memiliki siklus menstruasi teratur misalnya rentang 24 hari, 28 hari, atau 32 hari. Lalu, mengapa ada perempuan yang memiliki jadwal mensturasi tidak teratur?

Angela Chaudhari, seorang ginekolog di Rumah Sakit Memorial Northwestern, Amerika Serikat menyampaikan bahwa normalnya menstruasi datang setiap 21-35 hari sekali. Setiap kali menstruasi berlangsung dua hingga delapan hari.

 

Ketika terjadi perubahan ritme seperti, menstruasi berlangsung lebih lama, aliran yang jauh lebih deras dari biasanya, atau bahkan melewatkan satu periode sama sekali, Chaudhari mengatakan, maka bisa dianggap orang tersebut memiliki pola menstruasi yang tidak teratur.

Jika keadaan tetap tidak konsisten selama lebih dari dua siklus, itulah saatnya untuk memeriksakan diri ke dokter, karena menstruasi yang tidak teratur juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang serius.

Berikut adalah tujuh alasan menstruasi tidak teratur seperti disampaikan Chaudhari melansir dari laman Prevention.

2 dari 8 halaman

1. Masalah tiroid

Saat tiroid melakukan tugasnya dengan benar, ini membantu menyeimbangkan nafsu makan, energi, dan bahkan tingkat stres seseorang.

Hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak akan membantu menstimulasi tiroid, dan diproduksi bersamaan dengan hormon yang menstimulasi ovarium.

Chaudhari menyarankan untuk menemui ahli penyakit dalam atau ginekolog untuk melakukan beberapa tes darah untuk menentukan, apakah tiroid Anda kurang aktif (dikenal sebagai hipotiroidisme) atau terlalu aktif (dikenal sebagai hipertiroidisme). Jika benar tiroid adalah penyebab di balik kesengsaraan menstruasi, dokter akan membantu untuk memulai pengobatan.

3 dari 8 halaman

2. Endometriosis atau adenomiosis

Petra Casey, seorang ginekolog di Mayo Clinic menjelaskan, ketika sel-sel endometrium (yang ada di dalam rahim dan dilepaskan setiap periode) bergerak seperti ke ovarium hal inilah yang biasanya menyebabkan banyak rasa sakit, kram, masalah menstruasi, serta ketidaksuburan .

“Mereka dapat menyebabkan menstruasi yang sangat menyakitkan, tetapi biasanya hanya menyebabkan ketidakteraturan jika berkembang menjadi kista ovarium yang abnormal,” kata Chadhauri.

Chaudhari menambahkan, adenomiosis juga mungkin terjadi, kondisi langka ini disebabkan oleh lapisan endometrium yang tumbuh ke dalam dinding otot rahim. Hal ini dapat menyebabkan menstruasi yang berat dan menyakitkan, dan paling sering terjadi pada wanita berusia 40-an dan 50-an.

Ia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan panggul dan USG, terutama jika memiliki gejala lain yang terkait dengan kedua kondisi tersebut, seperti sering buang air kecil dan nyeri panggul.

Casey menjelaskan, tidak ada obat untuk endometriosis, tetapi ada beberapa cara untuk mengatasinya, seperti lewat hormonal yaitu, kontrasepsi oral, IUD atau implan progestin, atau suntikan hormonal untuk menekan pertumbuhan jaringan endometrium. Kadang diperlukan operasi untuk mengangkatnya.

4 dari 8 halaman

3. Stres

Saat seseorang merasa sangat stres, tubuh akan secara langsung memompa hormon kortisol, yang dapat mengurangi atau menunda kemampuannya untuk memproduksi hormon reproduksi yang dibutuhkan untuk siklus menstruasi yang teratur.

“Stres dapat mengganggu ovulasi normal, dan karena itu yang menyebabkan seseorang melewatkan menstruasi atau menyebabkan pola menstruasi yang terlalu berdekatan,” kataChaudhari.

Selain itu, hal itu juga menambah rasa sakit: satu studi tahun 2010 menemukan bahwa stres tinggi juga memperburuk gejala PMS pada wanita, termasuk kembung, kram, dan perubahan suasana hati.

Ia menyarankan, bersantailah selama 10 menit dalam sehari, lakukan apa pun yang dapat membantu melepas penat, seperti lari, ikuti kelas yoga, temukan cara untuk mengatur ulang atau mendelegasikan pekerjaan, atau pergi berlibur singkat.

5 dari 8 halaman

4. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

10 persen wanita berusia antara 15 dan 44 tahun benar-benar menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS). Chaudhari menambahkan, ketidakseimbangan hormon ini bisa menyebabkan perkembangan banyak kista kecil di ovarium, dan dapat mengacaukan kesuburan.

Wanita dengan PCOS adalah kondisi dimana wanita memiliki kelebihan hormon pria yang disebut androgen. Sementara itu, ovariumnya tidak menghasilkan cukup hormon wanita tertentu, sehingga menyulitkan tubuh untuk memiliki siklus menstruasi yang normal.

Kondisi ini akan membuat pertumbuhan rambut pada area tubuh yang tidak semestinya, kadar gula darah yang tinggi, atau kesulitan untuk hamil. Ia menyarankan untuk memulai terapi hormonal, seperti pil KB. Jika merasa mengalami kondisi yang sama, pastikan berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi Anda ya.

 

6 dari 8 halaman

5. Berat badan yo-yo

Perubahan berat badan, baik naik maupun turun, bisa mengacaukan pola menstruasi. Bertambahnya berat badan dapat menyebabkan tingkat estrogen seseorangmelonjak, hal ini dapat menyebabkan kurangnya menstruasi, menstruasi yang sangat berat, atau menstruasi yang sangat berdekatan, seperti dikatakan Chaudhari.

"Olahraga teratur, diet sehat, dan pemeliharaan berat badan yang sehat membantu mempertahankan periode normal," kata Dr. Chaudhari.

7 dari 8 halaman

6. Fibroid atau polip uterus

Fibroid uterus sangat umum terjadi, kondisi ini merupakan pertumbuhan jinak yang terdiri dari jaringan otot di dinding rahim.

“Mereka jarang menjadi kanker, tetapi dapat menyebabkan aliran darah yang deras atau pendarahan antar periode, tergantung pada lokasi pertumbuhannya,” kataChaudhari.

Selain itu, polip rahim adalah pertumbuhan yang terdiri dari jaringan endometrium atau lapisan rahim.

“Biasanya jinak,” ucap Dr. Chaudhari.

Ia menekankan untuk mengesampingkan fibroid atau polip sebagai penyebab di balik haid tidak teratur. Melakukan terapi hormonal seperti kontrasepsi atau operasi pengangkatan fibroid dan polip akan bergantung pada jenis ketidakteraturan yang dialami dan dimana lokasi serta ukuran polip atau fibroid itu sendiri.

8 dari 8 halaman

7. Kanker rahim (endometrium)

Kanker rahim, juga dikenal sebagai kanker endometrium, terjadi ketika lapisan rahim (endometrium) tumbuh di luar kendali, dan menyebabkan perdarahan pada interval yang tidak teratur, seperti dikatakan Casey.

Menurut National Cancer Institute, lebih dari 63.000 akan didiagnosis dengan penyakit ini, dan lebih dari 11.000 akan meninggal karena kondisi ini.

Kanker rahim bisa terjadi terutama berusia 45 hingga 74 tahun, atau mereka yang telah mengalami menopause.

Untuk mengatasi kondisi ini, periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan USG transvaginal, serta biopsi, untuk memeriksa jaringan endometrium.

(Deskhila Wijaya)