Liputan6.com, Jakarta Pengidap Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) memiliki masalah saluran napas yang ditandai dengan hambatan aliran udara. Walau demikian, pengidap penyakit ini tetap bisa melakukan olahraga sesuai anjuran dokter.
PPOK adalah penyakit kronis saluran napas yang ditandai dengan hambatan aliran udara khususnya udara ekspirasi dan bersifat progresif lambat di mana semakin lama akan semakin memburuk.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Timnas Indonesia Harus Panen Gol saat Melawan Filipina di Laga Akhir Grup B Piala AFF 2024, Tak Sekadar Raih 3 Poin
Shin Tae-yong Ungkap Alasan Timnas Indonesia Panggil Pratama Arhan di Piala AFF 2024
Menurut dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Budhi Antariksa ada beberapa olahraga yang dapat dilakukan oleh pasien PPOK terutama yang dapat meningkatkan kekuatan otot-otot napas.
Advertisement
“Olahraga yang paling sesuai (untuk PPOK) adalah olahraga yang meningkatkan kekuatan otot-otot napas yaitu otot-otot di dada,” ujar Budhi dalam webinar Kalbe, Rabu (18/11/2020).
Salah satu olahraga peningkat kekuatan otot napas yang paling dianjurkan adalah olahraga renang.
“Biasanya kita anjurkan kalau bisa berenang, berenang itu yang paling bagus untuk otot-otot dada.”
Selain olahraga renang, olahraga peningkat kekuatan otot dada lain yang lebih sederhana adalah pelatihan bernapas atau olahraga lain yang sifatnya menggerakan otot-otot dada.
“Jadi tarik napas panjang kemudian keluarkan, tangannya juga dikembangkempiskan.”
Simak Video Berikut Ini:
Senam PPOK
Selain renang dan pelatihan pernapasan, olahraga lain yang sedang dikembangkan untuk pasien PPOK adalah senam.
“Kita sudah punya senam yang bisa dilakukan seperti senam asma dan kami mengajak pasien PPOK untuk melakukan senam yang fokusnya pada pernapasan.”
Budhi berharap, dengan otot-otot pernapasan yang kuat maka pasien PPOK bisa membantu kinerja paru untuk mengambil oksigen dengan lebih kuat lagi.
Berbagai olahraga penguat otot pernapasan dapat dipilih sesuai kemampuan setiap orang. Mengingat setiap pasien PPOK memiliki kemampuan yang berbeda-beda, maka pemilihan olahraga dapat didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter yang menangani.
Advertisement