Liputan6.com, Jakarta Kandidat vaksin COVID-19 Moderna mampu memberikan perlindungan hingga 94,5 persen. Namun, perusahaan bioteknolgi asal Amerika Serikat ini juga menyampaikan bahwa ada efek samping pascapenyuntikan.
Dalam laporan resmi Moderna, perusahaan menyampaikan bahwa analisis sementara vaksin COVID-19Â ini tidak memiliki masalah keamanan. Meski begitu ada efek samping yang secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Diantaranya nyeri di bekas suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan kemerahan di bekas suntikan.
Baca Juga
Hasil Quick Count Terupdate Pilkada 2024 DKI Jakarta dari 3 Lembaga Survei Terpercaya, Siapa Lebih Unggul?
Momen Nyoblos di Pilgub DKI Jakarta 2024, Tiga Paslon Terdaftar di TPS Berbeda hingga Ahok dan Istri yang Curi Perhatian
7 Potret Terbaru Jessica Wongso Mulai Pakai Sosmed, Didoakan Jadi Penyanyi
"Mayoritas efek samping ringan atau sedang. Sekitar dua persen partisipan (satu partisipan) merasakan nyeri di tempat suntikan pertama. Lalu, setelah dosis kedua diinjeksi ada keluhan kelelahan (9,7 persen), mialgia (nyeri otot) terjadi pada 8,9 persen partisipan, artralgia (nyeri sendi) pada 5,2 persen partisipan."
Advertisement
"Sakit kepala(4,5 persen) dan kemerahan di bekas injeksi," kata Moderna mengutip rilis yang dikutip pada Jumat (20/10/2020).
Sama seperti Pfizer, teknologi dalam pembuatan kandidat vaksin ini adalah m-RNA. Namun, Pfizer belum melaporkan secara resmi mengenai efek samping. Perusahaan tersebut mengatakan ada efek samping tapi tidak terlalu serius dari kandidat vaksin COVID-19 buatannya.
Â
Harus Tahu Efek Samping Vaksin
Efek samping pascapenyuntikan vaksin sebenarnya bukan hal yang baru. Bengkak dan kemerahan di sekitar bekas penyuntikan lalu demam adalah hal lazim terjadi ketika memasukkan suatu vaksin. Yang terpenting adalah penerima vaksin mengetahui efek samping dari vaksin tersebut sehingga tidak kaget kata peneliti dari US Food and Drug Administration (FDA), Jesse Goodman.
Jika memang vaksin bekerja dengan baik melindungi dari COVID-19 dan efek sampingnya ringat, orang-orang bisa menggunakannya seperti disampaikan Goodman dikutip dari Business Insider.
"Jika efikasi (kemanjuran vaksin) tinggi, masyarakat bisa memikirkan ulang untuk menggunakannya," kata Goodman.
Hal senada juga disampaikan Direktur Vaccine Education Center di Children's Hospital Philadelphia, Paul Offit.
Mengetahui efek samping itu penting sehingga suatu instansi bisa mengetahui harus melakukan apa ketika akan melakukan vaksinasi. Misalnya, efek samping kelelahan. Maka injeksi vaksin dilakukan bertahap agar tenaga kesehatan yang ada tidak semuanya lemas atau kelelahan pascainjeksi.
Advertisement