Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan akan pentingnya vaksinasi bagi anak, untuk mencegah penyakit yang bisa dihindari dengan vaksin.
"Cakupan vaksinasi kita turun seturun-turunnya," kata Yogi Prawira, Ketua Satgas COVID-19 IDAI dalam sebuah dialog virtual dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (23/11/2020).
Baca Juga
Yogi mengatakan, penurunan angka vaksinasi dikarenakan orangtua yang takut membawa anaknya ke pusat pelayanan kesehatan. Maka dari itu, Yogi memberikan tips apabila orangtua ingin membawa anaknya untuk imunisasi.
Advertisement
"Cari tempat vaksinasi yang tidak ramai, kemudian ramah anak memisahkan yang sakit dengan yang sehat, atau kalau perlu malah di udara terbuka, misalnya di posyandu dan sebagainya," kata Yogi.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Cegah Penyakit yang Bisa Dihindari dengan Vaksin
Menurut Yogi, ada banyak penyakit berbahaya lain yang saat ini sudah bisa dicegah dengan pemberian vaksin, di antaranya seperti difteri, polio, dan tetanus.
"Bayangkan kalau cakupannya turun, nanti setelah pandemi ini selesai ternyata akan ada penyakit-penyakit yang kita dulu tahu hanya dari text book," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Yogi pun mengingatkan agar orangtua untuk tidak ragu membawa buah hatinya ke layanan kesehatan ketika mengalami gejala sakit yang gawat darurat.
Yogi mencontohkan, salah satu gejala penyakit yang harus diwaspadai adalah demam lebih dari tiga hari selama berturut-turut. Hal ini bisa jadi pertimbangan orangtua untuk segera membawa anak ke rumah sakit.
Ia mengatakan, beberapa penyakit seperti demam berdarah dengue atau diare bisa berbahaya bagi anak jika tidak tertangani.
"Jangan lupa penyakit kan bukan cuma COVID-19 saja. Ada banyak penyakit lain yang bisa ditangani dengan cepat dan hasilnya baik," kata Yogi. "Jadi jangan gara-gara kita ketakutan, akhirnya terlambat mencari pertolongan."
Advertisement