Liputan6.com, Jakarta Perbedaan warna urine terkadang dianggap hal umum. Faktanya, warna urine memiliki penjelasan masing-masing terkait kesehatan, seperti dikatakan seorang ahli urologi dan pendiri Austin Urology Institute di Texas, Koushik Shaw.
Menurut penelitian di American Journal of Clinical Nutrition, studi tersebut memeriksa tes hidrasi di antara orang dewasa yang lebih tua dan menemukan bahwa warna urine dapat diubah oleh banyak hal lain untuk memprediksi hidrasi secara akurat.
Baca Juga
Dr. Shaw menjelaskan, warna urine yang kuning berasal dari produk kimia yang dihasilkan ketika ginjal melakukan tugasnya yaitu memproses limbah. Semakin pekat warna urine dan semakin gelap warnanya, orang tersebut kemungkinan besar mengalami dehidrasi.
Advertisement
“Warna kuning pucat mencerminkan keseimbangan yang baik antara over- dan underhydration,” kata Dr.Shaw, seperti dilansir dari Prevention.
Berikut adalah berbagai warna urine beserta penjelasannya terkait kesehatan menurut Dr. Shaw.
Warna merah atau merah muda
Menurut Dr. Shaw, ketika warna urine merah atau merah muda, bisa saja itu menjadi masalah pada kandung kemih atau ginjal.
Jika dalam urine terlihat ada gumpalan darah, segera periksakan diri ke dokter. Banyak sekali wanita mengalami hal ini namun mengabaikannya, karena mereka merasa hal ini sebagai kebetulan menstruasi yang aneh.
Darah dalam urine juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti infeksi saluran kemih, pembesaran prostat, atau kista atau batu ginjal.
Advertisement
Warna oranye
Jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak wortel, maka kulit akan berubah warna menjadi oranye, begitupun dengan kencing.
Obat-obatan tertentu, seperti phenazopyridine (Pyridium) pengobatan infeksi saluran kemih yang dijual bebas, warfarin pengencer darah, dan beberapa obat pencahar juga dapat menyebabkan warna urine menjadi seperti jeruk.
Dr. Shaw menambahkan, jika seseorang melihat warna urine seperti warna neon atau oranye fluorescent, ada sesuatu dengan hati, terutama jika warna menjadi kekuningan. Jika warna oranye menjadi sedikit lebih kecokelatan, hal ini juga bisa menjadi tanda dehidrasi.
Warna kuning neon
Warna kuning cerah pada urine memiliki kaitan dengan kandungan vitamin dalam tubuh seseorang. Vitamin B, terutama B12, menghasilkan perubahan warna yang dramatis ini.
Advertisement
Warna hijau
“Sayuran juga mungkin dapat mengubah warna kencing menjadi kehijauan” kata Dr. Shaw.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, urine berwarna hijau bisa menjadi tanda bentuk infeksi saluran kemih tertentu yang disebut infeksi proteus.
Warna biru
Dr. Shaw menjelaskan, ketika urine terlihat berwarna biru, kondisi ini merupakan genetik langka yang disebut hiperkalsemia, yang melibatkan terlalu banyak kalsium di tulang, dan menyebabkan urine berwarna biru,
Hal ini juga memungkinkan terjadi ketika seseorang mengonsumsi sesuatu dengan pewarna makanan yang berwarna cerah. Beberapa obat, termasuk pereda nyeri amitriptyline dan indometasin, juga dapat menyebabkan semburat biru pada urin.
Advertisement
Warna cokelat
Umumnya, kencing berwarna kuning kecoklatan hanyalah tanda bahwa seseorang harus minum lebih banyak air. Menurut Mayo Clinic, urine berwarna coklat juga bisa dihasilkan dari makan banyak kacang fava atau rhubarb, obat-obatan (termasuk beberapa antibiotik, pencahar, atau pelemas otot), atau bahkan olahraga ekstrem yang menyebabkan cedera otot.
Porphyrias juga merupakan jenis kelainan langka yang biasanya melibatkan kepekaan terhadap cahaya dan terkadang dapat menyebabkan urin berwarna kecoklatan karena cara sel darah merah rusak di tubuh orang dengan kondisi tersebut.
Dr. Shaw menambahkan, tetapi jika kencing berwarna cokelat disertai dengan sakit perut, ruam, atau kejang, kemungkinan orang tersebut memiliki kondisi genetik.
“Saat darah rusak, itu bisa tampak lebih kecoklatan, jadi kencing coklat bisa menjadi tanda sesuatu yang serius, seperti tumor” kata Dr. Shaw.
Warna putih
Jika warna urine berwarna putih keruh, Dr. Shaw menjelaskan, hal itu bisa saja tanda batu ginjal atau infeksi yang sangat parah. Bawalah gejala tersebut langsung ke dokter, yang dapat meresepkan rencana perawatan yang tepat untuk membantu merasa lebih baik secepatnya.
(Deskhila Wijaya)
Advertisement