Liputan6.com, Jakarta Jika kecepatan penularan COVID-19 terus tinggi, maka beban rumah sakit dan tenaga kesehatan semakin berat. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/11/2020).
Daeng menyebutkan bahwa persoalan COVID-19 yang perlu diperhatikan adalah kecepatan penularan virus Corona. Masyarakat yang tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan akan rentan terinfeksi Sars-CoV-2, bahkan berpotensi menularkan virus kepada orang lain.
Advertisement
"Yang masih terus berkembang adalah kecepatan penularannya. Bahkan dikatakan banyak terjadi mutasi itu justru meningkatkan kecepatan penularan. Kecepatan penularannya semakin cepat," jelas Daeng.
"Kalau penularan tinggi seperti ini terus terjadi, beban berat di rumah sakit dan petugas kesehatan akan semakin berat."
Adanya kecepatan penularan virus Corona yang tinggi juga berujung terjadi penambahan konfirmasi positif COVID-19. Oleh karena itu, butuh komitmen bersama mencegah penularan virus.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Cegah Kecepatan Penularan COVID-19 dengan 3M
Daeng menambahkan, komiten menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak) perlu dilakukan untuk mencegah kecepatan penularan.
"Penambahan kasus COVID-19 ini karena kecepatan penularan yang terjadi. Mohon maaf, kalau boleh dikatakan, masyarakat belum disiplin menghambat penularan virus. Karena menghambat penularan ini kan sudah dikatakan dengan strategi preventif, yakni 3M," tambahnya.
"Tugas kita bersama. Kalau kita tidak komitmen untuk melakukan pencegahan penularan bersama-sama. Yang akan terjadi seterusnya, penularan COVID-19 tinggi."
Selain itu, bila kecepatan penularan COVID-19 tidak dicegah, akan berisiko terhadap tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan dapat tertular dan banyak gugur.
"Dengan meningkatnya angka kasus yang tinggi, dilaporkan dokter banyak yang gugur. Sekarang sudah 180 dokter yang gugur," lanjut Daeng.
Advertisement