Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI)Â mengatakan bahwa memutus penyebaran Virus Corona merupakan hal yang harus diperhatikan dalam menangani pandemi COVID-19. Hal ini karena kecepatan penularan SARS-CoV-2 yang begitu cepat.
Menurut Ketua Umum PB IDI, Daeng M. Faqih, berdasarkan penelitian yang dilakukan para pakar, memang masih banyak penyakit yang lebih mematikan dibandingkan COVID-19.
Baca Juga
"Tetapi memang, pada kecepatan penularan, COVID-19 ini luar biasa. Bisa sampai 10 hingga 100 kali lipat lebih daripada penyakit-penyakit yang lain," kata Daeng dalam dialog virtual dari Graha BNPB, Jakarta pada Kamis (30/11/2020).
Advertisement
"Bahkan, para pakar sudah menyampaikan, mutasi-mutasi yang terjadi memang tidak memengaruhi keganasan menimbulkan kematian, tetapi yang terjadi, mutasi mempengaruhi kecepatan penularan," Daeng menekankan.
Maka dari itu, agar dapat menangani pandemi COVID-19 dengan baik, yang harus benar-benar diperhatikan adalah bagaimana mencegah dan memutus rantai penularan.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Masih Ada yang Belum Percaya Adanya COVID-19
Daeng mengatakan bahwa berdasarkan survei Badan Pusat Statistik beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa masih ada 17 persen masyarakat yang belum percaya pada COVID-19.
Bahkan menurut Daeng, angka sesungguhnya mungkin masih besar daripada apa yang dilaporkan survei tersebut.
"Jadi bayangkan, kalau ada sekitar 20 persen masyarakat yang belum percaya, itu kalau kita kalikan jumlah penduduk kita 270 juta, itu berarti sekitar 50 juta lebih penduduk kita yang belum percaya," ujarnya.
Menurutnya, di sinilah semua pihak harus bisa mengajak agar masyarakat bisa percaya bahwa COVID-19 ada dan dapat dicegah dengan melakukan 3M: mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak dengan penuh komitmen dan disiplin.
"Bukan hanya petugas kesehatan, bukan hanya pemerintah, tetapi semua pihak, masing-masing diri kita. Masing-masing pimpinan komunitas, pimpinan keagamaan, ormas, organisasi sekecil apa pun."
"Itu bermanfaat untuk membantu mengkampanyekan agar masyarakat dan anggota dari komunitas tersebut mau disiplin dan komitmen menjalankan protokol kesehatan."
Advertisement