Liputan6.com, Jakarta Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per 30 November 2020, kasus aktif Corona di Indonesia berada di kisaran 13,25 persen, lebih rendah dari Amerika Serikat dan Jepang. Sempat ada tren penurunan tapi kembali mengalami kenaikan kasus aktif pada minggu kedua November 2020.
Menurut Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito, saat ini angka kasus aktif Corona di Indonesia masih berada di bawah rata-rata dunia, dengan selisih sebesar 15,27 persen. Meski begitu, melihat masalah COVID-19 dari tingkat nasional perlu dengan kacamata elang, lebih luas, dan komprehensif.
Advertisement
"Kita melihat kondisi terkini di negara-negara lainnya," ungkap Wiku saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (1/12/2020).
"Melihat perbandingan kasus aktif kita dengan negara lain. Angka kasus aktif di Indonesia lebih rendah dari negara-negara di Eropa, seperti Belgia (90,64 persen) dan Perancis (90,36 persen). Kedua negara sedang berada pada puncak kenaikan kasus,
"Membandingkan dengan negara besar lainnya, yang memiliki kesamaan karakteristik dengan Indonesia, yakni Amerika Serikat berada di kisaran 39,06 persen. Angkanya 3 kali lipat dari angka kasus aktif di Indonesia."
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Kasus Aktif COVID-19 di Korsel dan Jepang
Bila membandingkan kasus aktif COVID-19 di sejumlah negara Asia Timur, seperti Korea Selatan (17,60 persen), Jepang (14,44 persen), dan Hongkong (13,65 persen), Indonesia juga lebih rendah.
Negara di Asia Timur tengah mengalami tren kenaikan kasus COVID-19. Jika melihat grafiknya, terlihat jelas di 3 negara ada fluktuasi dalam tren kasus aktif.
"Hal ini membuktikan, negara-negara tersebut masuk dalam second wave (gelombang kedua), yang banyak terjadi di beberapa negara di benua Eropa dan sebagian Asia," lanjut Wiku.
Jika melihat kasus aktif COVID-19 di Meksiko, ada tren kenaikan kasus yang cukup tajam.
Data perbandingan kasus aktif sebagai pembelajaran bagi masyarakat. Bahwa pandemi COVID-19 masih terus berlangsung. Masyarakat diminta tidak lengah.
"Pandemi COVID-19 masih ada. Tidak kenal umur, tidak kenal orang, cepat atau lambat, jika seseorang lengah, maka akan menjadi penderita selanjutnya," tegas Wiku.
Advertisement