Liputan6.com, Jakarta Masa pandemi COVID-19 membawa ketidakpastian yang dapat dirasakan oleh setiap orang. Hingga kini, tidak dapat dipastikan kapan wabah ini akan berakhir.
Dalam menghadapi pandemi setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Menurut psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Yulia Direzkia, setidaknya ada tiga tipe individu dalam mengambil keputusan di tengah ketidakpastian pandemi corona.
Baca Juga
Tiga tipe itu adalah si ceroboh, si pencemas, dan si hati-hati. Tipe ceroboh digambarkan dengan individu yang menerjang segala ketidakpastian tanpa pikir panjang tapi risikonya dapat mencelakakan diri sendiri.
Advertisement
Yulia menggambarkan ketiga tipe layaknya tiga orang yang hendak memasuki sebuah gua gelap. Tipe ceroboh tanpa pikir panjang memasuki gua dan akhirnya ia terperosok dan terjebak dalam gua.
Sikap ceroboh pada akhirnya akan melemahkan mekanisme perlindungan diri. Jika dikaitkan dengan pandemi, orang ceroboh adalah orang yang membuka masker di tempat umum hanya karena gerah atau pengap. Pada akhirnya sikap ini dapat membawa dampak negatif.
“Yang kedua ada tipe sistem cemas, tipe ini akan diam di tempat tidak berani melakukan apapun karena menganggap ada risiko besar yang akan dihadapi jika memasuki gua.”
Jika di situasi pandemi, contoh tipe cemas ini digambarkan dengan seorang ibu yang melarang anaknya untuk keluar rumah saking cemasnya.
“Dia tidak akan berani membiarkan anaknya pergi keluar rumah, bayangkan kalau situasi pandemi ini tidak berhenti hingga 3 tahun anaknya dibiarkan di rumah terus tanpa dipikirkan strategi lainnya yang bisa jadi solusi di situasi tersebut.”
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Tipe Hati-Hati
Tipe ketiga adalah tipe hati-hati. Orang dengan tipe ini akan melihat berbagai peluang dan memilih untuk bersikap positif dengan memanfaatkan berbagai peluang untuk memecahkan masalah.
Tipe ceroboh dan cemas akan selalu diliputi oleh rasa tidak aman. Rasa tidak aman adalah hal yang mendasari munculnya perilaku dan reaksi emosional dalam menghadapi masalah.
Reaksi emosional orang pun berbeda-beda, ada yang melawan, lari dari masalah, tidak berdaya, dan pasrah.
“Semua ini berakar pada ketidakpastian, seperti mati lampu, mau jalan takut tersandung atau hal membahayakan lainnya. Karena serba tidak pasti kita jadi cemas, takut, dan merasa tidak aman.”
Dari ketiga tipe di atas, maka orang yang akan paling cepat keluar dari “gua gelap” adalah orang dengan tipe hati-hati.
Advertisement