Liputan6.com, Jakarta - Long Covid menjadi salah satu fenomena yang harus diwaspadai oleh penyintas COVID-19, usai dirinya dinyatakan sembuh dari Virus Corona.
Dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto mengungkapkan bahwa ada beberapa perbedaan antara gejala Long Covid dengan infeksi awal COVID-19 itu sendiri.
Baca Juga
"Kalau gejala Long Covid ini lebih banyak yang sifatnya kronik, sedangkan gejala COVID-19 adalah gejala akut," kata Agus dalam sebuah dialog dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (7/12/2020).
Advertisement
Agus, mengatakan, gejala COVID-19 misalnya seperti demam, batuk, pilek, atau sakit tenggorokan yang bersifat akut dan muncul dalam beberapa hari hingga beberapa pekan.
Selain itu, diagnosis COVID-19 juga ditegakkan melalui adanya riwayat kontak dengan pasien terinfeksi Virus Corona lainnya, serta hasil swab test PCR yang positif.
Sementara, untuk Long Covid, seseorang harus terlebih dahulu dinyatakan sembuh dan negatif dari COVID-19.
"Jadi, kalau kita mau menyatakan itu adalah Long Covid, pasien COVID-19 harus sembuh dulu, dan biasanya dari swab-nya negatif," kata Agus.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Gejala Long Covid
Agus mengatakan gejala Long Covid bisa menetap dan bervariasi. Namun berdasarkan beberapa riset yang dilakukan di China, Inggris, dan Amerika Serikat, ada beberapa beberapa gejala yang banyak ditemukan.
"Sebagian besar gejala yang muncul, pertama adalah kelelahan kronik, jadi badan terasa lemah, letih, beberapa minggu sampai beberapa bulan masih lemas. Itu riset di Inggris sekitar 60 persen mengalami kelelahan tersebut," ujarnya.
Gejala lain yang banyak dilaporkan adalah sesak napas atau napas berat. Agus mengatakan, hal ini karena COVID-19 juga berdampak pada paru dan jantung, yang berimplikasi pada napas terasa berat.
Agus mengatakan, di beberapa riset persentase mereka yang mengalami sesak napas usai sembuh dari COVID-19 mencapai sekitar 42 persen.
"Gejala yang lain adalah seperti nyeri sendi, nyeri otot, itu juga bisa muncul. Bahkan ada gejala psikologis yang dilaporkan seperti depresi pasca COVID-19."
Beberapa gejala lain yang juga dilaporkan namun jumlahnya sedikit adalah masalah perut, serta gangguan pada indra perasa atau penciuman.
Advertisement