Liputan6.com, Jakarta Regulator kesehatan di Inggris memperingatkan kepada warganya yang memiliki riwayat alergi berat sebaiknya tidak menerima vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Hal ini disampaikan pemerintah Inggris setelah ada dua tenaga kesehatan yang mengalami respons kurang menyenangkan usai divaksin.
NHS Inggris mengonfirmasi bahwa benar dua tenaga kesehatan di sana mengalami reaksi alergi berat pada hari pertama vaksinasi masssal vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech yang dilakukan pada Selasa, 8 Desember 2020. Dua orang tenaga kesehatan tersebut memang sebelumnya memiliki riwayat alergi.
Baca Juga
Mereka mengalami reaksi alergi parah usai disuntik vaksin Pfizer-BioNTech. Setelah mendapat penanganan, kondisi kedua orang tersebut membaik seperti dilansir laman Standard.
Advertisement
Kepala lembaga yang memberikan izin penggunaan vaksin COVID-19 tersebut (MHRA), June Raine bersama kelompok pakar yang mendalami alergi dan imunologi pada hari Rabu lalu membahas kejadian ini. Mereka membahas mengenai kemungkinan reaksi anafilaktik usai disuntik vaksin ini.
Anaiflaktik merupakan syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat. Reaksi ini akan mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis sehingga aliran darah ke seluruh jaringan tubuh terganggu. Kondisi ini membuat seseorang jadi sulit bernapas bahkan penurunan kesadaran.
"Siapapun dengan riwayat anafilaksis terhadap vaksin, obat dan makanan sebaiknya tidak mendapat vaksin Pfizer-BioNTech. Dosis kedua tidak boleh diberikan kepada siapapun yang pernah mengalami anafilaksis sebelumnya meski sudah mendapat dosis pertama vaksin COVID-19 tersebut," kata June.
Vaksinasi Massal di Inggris
Pada Selasa pagi lalu, Inggris memulai vaksinasi massal vaksin COVID-19 dari Pfizer-BioNTech. Kelompok lanjut usia merupakan prioritas yang mendapatkan suntikan tersebut. Disusul dengan tenaga kesehatan.
Inggris telah membeli vaksin yang terbukti memiliki efikasi 95 persen itu sebanyak 40 juta dosis.
 Vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech mendapat izin dalam penggunaan darurat karena para ahli di MHRA selama ini melihat uji klinis dan analisis terhadap vaksin tersebut. Kesimpulannya vaksin itu memenuhi standar keamanan, kualitas dan efektivitas.
Advertisement