Liputan6.com, Jakarta Setelah Inggris, nampaknya Amerika Serikat bakal menggunakan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Mayoritas panel penasihat Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer - BioNTech.
Panel penasihat FDA terdiri dari saintis independen, dokter ahli infeksi dan pakar statistik pada pada Kamis, 10 Desember 2020 melakukan jajak pendapat. Ada 17 suara yang merekomendasikan penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer - BioNTech untuk usia 16 tahun ke atas. Namun, ada 4 orang menolak dan 1 abstain seperti mengutip The New York Times, Jumat (11/12/2020).
Baca Juga
Meski sudah mendapat lampu hijau dari panel penasihat, keputusan untuk menggunakan vaksin COVID-19 Pfizer atau tidak tetap di tangan FDA.
Advertisement
Diperkirakan FDA akan menginformasikan keputusan besar tersebut pada Sabtu ini. Jika memang FDA menyetujui penggunaan darurat vaksin Pfizer untuk meredam Corona COVID-19, diperlukan rencana distribusi dan koordinasi matang. Termasuk di dalamnya mengenai rumah sakit mana yang bakal melakukan dan gudang penyimpanan vaksin tersebut.
"Dengan efikasi yang tinggi dan profil keamanan yang baik pada vaksin kami, dan pandemi ini sulit terkontrol, penggunaan vaksin merupakan kebutuhan mendesak," kata Kepala Penelitian dan Pengembangan Pfizer, Kathrin Jansen.
Â
Saksikan juga video menarik berikut
Inggris dan Bahrain Lebih Dulu Gunakan Vaksin COVID-19 Pfizer
Inggris pekan ini sudah memulai penggunaan darurat vaksin COVID-19 Pfizer, Disusul dengan Bahrain menyusul penggunaan vaksin tersebut. Lalu, Kanada menyetujui penggunaan vaksin Pfizer pada Rabu lalu.
Vaksin yang dikembangkan Amerika Serikat dan Jerman ini efektif 95 persen mengahasilkan antibodi. Kemanjuran vaksin COVID-19 ini juga terlihat pada lansia sebesar 94 persen.
Efek samping penggunaan vaksin COVID-19 dari Pfizer menurut uji klinis sebagian besar ringan. Namun, ada sedikit yang mengeluhkan sakit kepala dan nyeri otot.
Di hari pertama penggunaan di Inggris, terdapat dua tenaga kesehatan di sana yang memperlihatkan reaksi alergi serius usai diinjeksi vaksin ini. Namun, keduanya segera mendapatkan perawatan dan saat ini kondisinya membaik.
Usai kejadian ini, otoritas kesehatan Inggris melarang orang dengan riwayat alergi sampai syok alergi yang berat tidak mendapatkan vaksin ini. Termasuk tidak mendapatkan suntikan kedua bila yang pertama sudah diberikan.
Advertisement