Sukses

Awas, Kekerasan Seksual Juga Bisa Terjadi dalam Hubungan Pertemanan

Kekerasan seksual tidak hanya dapat terjadi dalam relasi pacaran. Pada kenyataanya, beberapa kasus kekerasan seksual terjadi juga dalam hubungan pertemanan.

Liputan6.com, Jakarta Kekerasan seksual tidak hanya dapat terjadi dalam relasi pacaran. Pada kenyataanya, beberapa kasus kekerasan seksual terjadi juga dalam hubungan pertemanan.

Menurut ahli hukum dari Universitas Indonesia Dr. Lidwina Inge Nurtjahyo, S.H., M.Si relasi pacaran dan pertemanan adalah relasi antara dua pihak dalam rangka proses perkenalan pribadi masing-masing.

“Ini adalah upaya membangun interaksi dan komunikasi yang baik tapi penting diingat, ada istilah front stage dan back stage,” ujar Lidwina dalam webinar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) ditulis Jumat (11/12/2020).

Istilah front stage dan back stage mengacu pada kepribadian seseorang di depan dan di belakang. Lidwina mengumpamakan istilah ini dengan idol K-Pop yang terlihat cantik, tampan, dan bahagia di depan  penonton namun di belakang panggung beda cerita.

“Misalnya bertemu laki-laki yang ramah dan sopan di awal-awal, tapi ternyata sifat aslinya apakah laki-laki itu benar seseorang yang penyabar atau tidak.”

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Keberlanjutan Relasi

Bagi beberapa masyarakat, interaksi awal ini dapat berlanjut pada hubungan pertemanan atau yang lebih dalam lagi yaitu pacaran. Namun, di kelompok lainnya bisa saja interaksi ini berlanjut ke jenjang pernikahan.

Dalam hubungan berpacaran risiko terjadinya kekerasan cukup tinggi. Kekerasan dalam pacaran atau KdP adalah kekerasan yang terjadi pada hubungan atau relasi berpacaran.

Tindak kekerasan tersebut dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan menimbulkan serangkaian kerugian dan penderitaan pada pihak korban.

“Kekerasan ini tidak hanya dapat terjadi secara fisik, tapi juga psikologis, verbal, bahkan juga bisa finansial.”

Contoh kekerasan finansial dalam pertemanan adalah ketika adanya perilaku memanfaatkan korban secara finansial. Mulai dari meminjam uang berlebihan dan tidak dikembalikan hingga kasus pemerasan.

Kekerasan dalam hubungan romantis dapat terjadi karena adanya nilai patriarki. Di sebagian kelompok masyarakat perempuan diharapkan tunduk pada laki-laki bahkan pada keluarga laki-laki.

“Jadi begitu siap-siap menikah tahu-tahu si perempuan diberi ultimatum oleh keluarga laki-laki, harus bisa masak, harus bisa begini-begitu, dan sebagainya. Ini menimbulkan control terhadap perempuan.”

Selain itu, ada pula faktor pola asuh. Ada pelaku yang melakukan kekerasan dan mengetahui bahwa itu salah. Namun, ada juga pelaku yang melakukan kekerasan semata-mata karena melihat ayahnya atau kakeknya melakukan hal yang sama pada pasangan mereka.

3 dari 3 halaman

Infografis Kekerasan dalam Pacaran