Liputan6.com, Jakarta Skrining mata di fasilitas kesehatan (faskes) untuk mendeteksi gejala retinopati diabetik dapat dilakukan pasien diabetes. Kerusakan mata retinopati diabetik sering terjadi pada pasien diabetes, yang mana retina mengalami kebocoran pembuluh darah.
Gejala retinopati diabetik pada pasien diabetes ditandai penglihatan blur dan tidak jelas. Semakin lama pasien dalam kondisi skotoma--penurunan penglihatan dan ketidakmampuan membedakan warna. Lapisan saraf pada retina rusak.
Advertisement
Dalam dialog virtual Fight Against Blindness from Diabetes, dokter spesialis mata konsultan Arief Kartasasmita mengatakan, gejala retinopati diabetik dapat ditemukan saat pemeriksaan di puskesmas. Alat memeriksa bagian mata yang dinamakan oftalmoskop tersedia di puskesmas.
"Menurut Saya, sekarang sudah cukup spesifik atau sensitif pemeriksaan mata. Jadi, di puskesmas bisa dilakukan menggunakan alat khusus yang mampu melihat ke dalam bola mata," kata Arief, ditulis Minggu, 13 Desember 2020.
"Retinopati diabetik dapat dideteksi dengan hanya menggunakan oftalmoskop. Apabila ditemukan satu tanda-tanda sedikit saja bisa diketahui. Dan dokter mata sekarang sudah cukup terlatih untuk melakukan skrining."
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Skrining Mata Lebih Cepat
Arief menambahkan, bila skrining mata dilakukan secara masif dan pasien juga sesegera mungkin ke faskes bila mengalami gangguan penglihatan. Maka, dapat menemukan lebih dini gejala retinopati diabetik. Pasien pun lekas memeroleh penanganan.
Sebagai upaya skrining mata, ada tambahan relawan untuk membantu. Lalu hasil pemeriksaan relawan dikirim ke dokter mata untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
"Kalau kita secara masif melakukannya, gejala retinopati diabetik dapat ditemukan. Sekarang, Saya dengar ada penambahan para relawan. Mereka diajari untuk bisa melakukan skrining (mata) lebih cepat," tambah Arief.
"Dari situ, hasil pemeriksaan akan langsung dikirim ke dokter.Peralatan dan teknologi skrining mata cukup akurat dapat mendeteksi keadaan retinopati diabetik pada fase-fase yang lebih awal. Walau begitu, masalahnya bukan dari sisi seberapa akurat skrining. Karena banyak pasien yang enggak datang lebih awal, sehingga kondisi mata sudah dalam keadaan buruk."
Advertisement