Sukses

RSUP Fatmawati Sukses Operasi Bedah Jantung Pertama pada 2 Balita

RSUP Fatmawati sukses melakukan operasi bedah jantung pertama pada dua balita.

Liputan6.com, Jakarta RSUP Fatmawati Jakarta sukses melakukan operasi bedah jantung pertama pada balita. Operasi bedah jantung ini rupanya sejak lama diimpikan RS Fatmawati, terlebih lagi sudah memasuki usia yang ke-58 tahun,

Cita-cita RSUP Fatmawati dengan melakukan operasi bedah jantung pertama sudah terlaksana pada 5 Desember 2020. Operasi dilakukan pada dua balita, yaitu anak usia 5 tahun dengan kasus diagnosis pre operasi Atrial Septal Defect (ASD) sekundum.

Kemudian anak usia 1 tahun 4 bulan dengan diagnosis pre operasi Ventricular Septal Defect (VSD) perimembran outlet, prolaps RCC dari Aortic valve--katup yang membatasi jantung kiri dengan pembuluh darah aorta--serta didera gizi kurang.

Atrial Septal Defect adalah gangguan septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Sekat jantung tidak menutup secara sempurna sehingga membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur.

Sementara itu, Ventricular Septal Defect berupa gangguan atau lubang pada sekat di antara rongga ventrikel akibat kegagalan fusi atau penyambungan sekat interventrikel. Kelainan ini menyebabkan dinding pemisah antara bilik kanan dan bilik kiri jantung tidak menutup sempurna.

Sebagaimana keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (16/12/2020), operasi bedah jantung pertama pada dua balita dilakukan di Ruang Bedah Sentral lantai 6 RSUP Fatmawati. Pelaksanaan operasi oleh Tim Bedah Jantung dari RS Pusat Jantung Nasional (RSPJN) Harapan Kita dan Tim Bedah Jantung dari RSUP Fatmawati.

Bertindak sebagai operator adalah dokter spesialis bedah thorax kardiovaskular Ahmad Faisal, Rugun Tobing, dan Widya (Tim Bedah Jantung dari RSUP Fatmawati). Operasi disupervisi oleh dokter spesialis bedah thorax kardiovaskuler Budi Rahmat (Tim Bedah Jantung dari RSPJN Harapan Kita).

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Pasca Operasi Jantung, Pemulihan Pasien ASD Cepat

Kasus pertama pada pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan berat badan 12 kilogram, yang didiagnosis pre operasi ASD sekundum, operasi mulai pukul 08.02 WIB. Operasi selesai tanpa penyulit. Pasien dipindahkan ke Ruang Mini ICU pukul 12.18 WIB dengan CPB time 35 menit dan aortic cross clamp time 14 menit.

Cardiopulmonary bypass (CPB) adalah teknik ketika mesin untuk sementara mengambil alih fungsi jantung dan paru-paru selama operasi. Aortic cross clamp merupakan kondisi ketika arteri koroner tidak mengeluarkan cairan.

Selama di Ruang Mini ICU, fase pemulihan cukup singkat. Anak mulai stabil tanpa bantuan alat mesin bantu napas 24 jam pasca operasi. Pemulihan lanjutan dilaksanakan di Ruang HCU sejak Senin, 7 Desember 2020 pukul 08.20 WIB.

Setelah dirawat 5 hari, pasien balita 5 tahun ini pun diizinkan pulang.

3 dari 4 halaman

Setelah 7 Jam Operasi Jantung, Pasien Stabil Tanpa Alat Bantu Napas

Kasus kedua pada bayi laki-laki usia 1 tahun 4 bulan dengan berat badan 7,2 kilogram, yang didiagnosis pre operasi VSD, operasi dimulai pukul 12.55 WIB.

Operasi selesai tanpa penyulit dan pasien dipindahkan ke ruang Mini ICU pukul 17.20 WIB dengan CPB time 63 menit dan aortic cross clamp time 21 menit, yang mana didapatkan VSD sesuai diagnosis awal dengan varian Patent Ductus Arteriosus (PDA) kecil.

Patent Ductus Arteriosus adalah kelainan bawaan jantung ketika pembuluh darah sementara bernama duktus arteriosus, tidak menutup setelah bayi lahir. Duktus arteriosus merupakan penghubung antara aorta dan arteri pulmonari.

Aorta adalah pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri pulmonalis merupakan pembuluh darah yang membawa darah kotor dari jantung ke paru-paru. Pada pasien dengan PDA, darah kotor, dan darah bersih bercampur.

Operasi berjalan lancar, fase pemulihan pada pasien bayi laki-laki juga cukup singkat. Anak mulai stabil tanpa bantuan alat mesin bantu napas 7 jam pasca operasi. Pemulihan lanjutan dilakukan di Ruang HCU pada Senin, 7 Desember 2020 pukul 08.20 WIB.

Serupa dengan pasien pertama ASD, setelah dirawat 5 hari, bayi laki-laki ini pun diizinkan pulang.

Operasi bedah jantung kedua balita ini didukung Tim Unit Kardiovaskular Intervensi (UKVI) RSUP Fatmawati yang dipimpin dokter spesialis anak konsultan Mochammading dan Tim Bedah Jantung dan Kardiovaskular-KSM Bedah.

4 dari 4 halaman

Infografis Waspada 5 Gejala Covid-19 pada Anak