Liputan6.com, Jakarta Usai terapi atau operasi, penyintas kanker payudara harus tetap berkarya dan bekerja. Kembali aktif dalam kegiatan sehari-hari menjadi cara untuk mengembalikan "kenormalan" yang hilang setelah diagnosis dan terapi kanker.
Dalam webinar daring pada Kamis (17/12/2020), ahli bedah onkologi Walta Gautama mengungkapkan, sebelum kembali aktif berkarya dan bekerja, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan penyintas kanker payudara.
Baca Juga
Manfaat Kunyit untuk Mengobati Apa Saja? Ini 5 Keajaiban Kesehatannya yang Tak Terduga!
Jelang Laga Timnas Indonesia vs Filipina di Piala AFF 2024: Marselino Kembali hingga Duet Hokky dan Struick yang Siap Cetak Gol
Gelar Ratu Kecantikan Lady Aurellia yang Terseret Skandal Kasus Dugaan Penganiaan Dokter Koas Diolok-olok Warganet
Sebelum kembali berkegiatan, penyintas kanker payudara harus memperhatikan hasil kesehatan fisik, melakukan program rehabilitasi fisik tertentu jika diperlukan, dan menyesuaikan gaya hidup baru dengan memperhatikan hal-hal yang perlu disiapkan selama proses kembali berkarya.
Advertisement
Perhatikan juga variabel dan jenis risiko pada pekerjaan yang ada untuk persiapan. sebelum memulai bekerja dan mempersiapkan fisik.
Serta perhatikan aspek kesehatan fisik mulai rangkaian pergerakan tangan, kekuatan otot, rasa sakit, limfedema, gangguan kognitif, kesehatan psikis, dan perubahan kegiatan pada kehidupan sehari-hari.
Walta mengungkapkan, penyintas kanker payudara kerap mengalami kekhawatiran apabila kembali bekerja, seperti terkait tingkat energi setelah terapi, kemampuan berkonsentrasi, kecepatan bekerja dibandingkan sebelum terkena kanker, atau memenuhi ekspektasi rekan kerja.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Diskusikan dengan Penyedia Kerja
Maka dari itu, penyintas kanker payudara disarankan untuk berdiskusi dengan penyedia kerja mengenai hal-hal yang dikhawatirkan tersebut. Walta menyarankan untuk membicarakan beberapa hal seperti penyesuaian target, waktu, mengubah tugas, serta konsultasi dengan dokter.
"Kesiapan survivor kanker payudara untuk mulai berkarya tidak hanya bergantung pada kondisi fisik dan psikis pasien, namun juga tergantung pada jenis pekerjaannya, dikarenakan pasien adalah orang yang paling tahu kapan ia secara fisik dan mental siap untuk berkarya kembali," kata Walta.
Ia menyebut, secara umum tidak ada pembatasan jenis pekerjaan pada penyintas kanker payudara. Namun, dia merekomendasikan seseorang untuk menghindari membebani lengan di sisi operasi kanker payudara.
Walta mengatakan, program rehabilitasi fisik adalah bagian yang tidak terpisahkan dari terapi kanker payudara. Hal ini bertujuan untuk mencapai level fungsional yang maksimal dengan mengurangi efek samping terapi seperti nyeri, kekakuan, keterbatasan gerakan, gangguan sensori, dan sebagainya.
Selain itu, Walta juga berpesan agar penyintas harus tetap menjaga asupan makanan bergizi, olahraga teratur, istirahat cukup, serta melakukan kontrol dan pemeriksaan sesuai jadwal.
Advertisement