Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat perlu melakukan tes guna mengetahui status positif atau negatif COVID-19. Ada beberapa tes yang dapat dilakukan seperti rapid test, swab test PCR, dan swab antigen atau rapid test antigen.
Masyarakat Indonesia cukup familiar dengan rapid test dan swab test PCR. Sebab, kedua jenis tes COVID-19 lazim dilakukan di masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal.
Baca Juga
Namun, tidak dengan swab antigen yang mulai terdengar sejak adanya peraturan terkait syarat yang harus dipenuhi calon wisatawan yang akan ke Bali.
Advertisement
Apakah swab antigen sama dengan rapid test antigen menjadi pertanyaan yang muncul di benak banyak masyarakat Indonesia.
Untuk memerjelas kedua istilah tersebut, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI) Prof. dr., Amin Soebandrio. Ph.D, Sp.MK. menyatakan bahwa kedua istilah tersebut merujuk pada tes COVID-19 yang sama.
“Sama, jadi rapid test antigen pengambilan sampelnya dengan swab (usap) juga tapi pemeriksaan sampel bukan dengan mesin PCR tapi mirip dengan pemeriksaan antibodi (rapid test ujung jari),” ujar Amin kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Kamis (17/12/2020).
Dengan kata lain, rapid test antigen adalah tes COVID-19 yang memeriksa antigen atau protein di virus dan pengujian sampelnya mirip dengan pengujian untuk tes antibodi.
Disebut juga sebagai swab antigen karena metode pengambilan sampelnya menggunakan metode usap di hidung atau tenggorokan. Namun, alat penguji sampelnya bukan menggunakan mesin PCR.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Perbedaan Rapid Test Antibodi dengan Rapid Test Antigen
Jika rapid test antigen dan swab test antigen sama, maka beda halnya dengan rapid test antibodi.
Rapid test antibodi adalah tes cepat dengan pengambilan sampel darah untuk memeriksa antibodi seseorang. Antibodi yang dipicu COVID-19 terbentuk dalam 5 hingga 7 hari setelah terinfeksi.
Amin mengatakan, rapid test bertujuan melihat antibodi atau respons tubuh terhadap infeksi COVID-19. Sedang, rapid test antigen memeriksa protein virus.
“Jadi kalau rapid test antigen yang diperiksa ya antigennya, protein di virusnya,” ujar Amin.
Rapid test antigen disebut lebih spesifik dari rapid test biasa karena yang diperiksanya pun lebih spesifik. Jika seseorang dinyatakan positif setelah rapid test antigen maka artinya ia benar-benar positif karena virusnya ada.
“Kalau rapid test yang antibodi tidak selalu ada virusnya. Di orang yang sembuh pun bisa reaktif, sudah tidak ada virusnya tapi rapid test-nya masih bisa reaktif.”
“Kalau antigen, bisa dikatakan spesifitasnya 100 persen, artinya kalau dia reaktif, antigennya terinfeksi, dapat dipastikan PCR-nya juga positif, tapi sensitifitasnya lebih rendah dari PCR,” tutupnya.
Advertisement