Sukses

Ahli Sebut Vaksin Pfizer Lebih Fleksibel Beri Kekebalan Meski Virus Corona Terus Bermutasi

Para ilmuwan menyebut vaksin Pfizer-BioNTech menawarkan "fleksibilitas" atas mutasi corona yang ada di Inggris

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kekhawatiran tentang dari mana asal mutasi virus corona Inggris, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan kemungkinan virus diimpor melalui perjalanan AS-Inggris, mengingat variannya sudah berada di Amerika Serikat tanpa terdeteksi.

Fakta ini selaras dengan komentar terbaru dari ahli virus ternama, Jeremy Luban dari University of Massachusetts Medical School yang dilansir dari Washington Post, bahwa kemungkinan virus Corona yang bermutasi ini mungkin telah ada di AS, bahkan mungkin berasal dari AS.

Badan kesehatan federal mengatakan varian tersebut dilaporkan menyumbang 60% dari infeksi baru-baru ini di London, meskipun dominasi jenis tersebut tidak menyiratkan bahwa itu lebih menular. CDC juga mengatakan saat ini tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan risiko kematian. Oleh karena itu, para ilmuwan kini sedang mempelajari lebih lanjut tentang varian ini.

Sementara para ilmuwan mempelajari varian tersebut, vaksin Pfizer-BioNTech yang baru-baru ini diluncurkan di Inggris, menawarkan "fleksibilitas" yang mencakup kemampuan untuk mengubah urutan RNA dalam vaksin untuk menutupi strain baru virus.

"Pfizer dan BioNTech disebut telah menguji serum dari orang yang diimunisasi dengan vaksin BNT162b2 (COVID-19) untuk menguji kemampuannya menetralkan beberapa jenis mutan," tulis juru bicara Pfizer, seperti dilansir Foxnews.

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Semua strain diuji

"Sampai saat ini, kami telah menemukan cakupan yang konsisten dari semua strain yang diuji. Kedua perusahaan sekarang menghasilkan data tentang seberapa baik serum dari orang yang diimunisasi dengan BNT162b2 mungkin dapat menetralkan strain baru dari Inggris," ujar juru bicara tersebut.

Sementara masih tidak ada tanggapan dari vaksin Moderna terkait fleksibilitasnya pada strain virus baru.

Berdasarkan CDC, SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit COVID-19, memperoleh mutasi baru dalam genomnya setiap dua minggu dan ada banyak juga mutasi "diam" (tidak ada perubahan struktural pada protein yang dikodekan). Mutasi lain dapat mengubah komponen protein, yang disebut asam amino, tetapi ini tidak memengaruhi fungsi protein.

Strain mutasi di Inggris melibatkan 14 mutasi, di antara perubahan lainnya. Sementara CDC mengatakan bahwa strain yang bermutasi di Inggris adalah independen dan tidak terkait dengan varian lain di Afrika Selatan.

3 dari 3 halaman

Infografis Pfizer vaksin mRNA Covid-19