Liputan6.com, Jakarta Membaca adalah kegiatan yang cocok bagi lanjut usia (lansia). Pasalnya, membaca dapat mengasah otak dan mencegah stres pada lansia.
Menurut Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah, S. Pd, M.M, membaca buku dapat menekan hormon kortisol. Ini adalah hormon yang dapat membuat seseorang merasa stres.
Baca Juga
Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris menyebutkan bahwa membaca dapat menurunkan risiko stres hingga 67 persen. Maka, membaca buku adalah sebuah cara yang baik untuk membebaskan diri dari stres.
Advertisement
Manfaat membaca dirasakan langsung oleh Arthawidjadja. Di usianya yang menginjak 75 tahun, kondisi ingatan dan kemampuan komunikasinya masih prima. Bahkan, hingga kini ia masih bekerja sebagai dokter penyakit dalam di salah satu rumah sakit swasta di Lumajang, Jawa Timur.
Kegemarannya dalam membaca dimulai sejak SMP. Kala itu ia mengaku suka membaca buku-buku cerita petualangan.
“Mulai SMP senang membaca buku-buku petualangan seperti Layar Berkembang dan Siti Nurbaya. Waktu SMA senang cerita detektif, waktu mahasiswa saya senang cerita-cerita tentang psikiatri,” ujar Artha dalam webinar Geriatri TV, ditulis Kamis (24/12/2020).
Simak Video Berikut Ini:
Didasari Rasa Ingin Tahu
Membaca buku mulai jadi kebiasaan Artha sejak usia remaja. Berbagai genre pun dibacanya hingga akhirnya ia sedang menyukai genre spiritual.
Bahkan, kegemarannya ini membuatnya memiliki koleksi buku yang cukup banyak dan kini ia memiliki perpustakaan kecil di rumahnya.
“Sebetulnya tidak banyak, tapi saya itu ada rasa sangat ingin tahu, saya selalu kagum dengan orang, apapun profesinya saya selalu kagum.”
Kekaguman itu membawanya pada kebiasaan membeli buku. Setiap pergi ke pusat perbelanjaan ia selalu menyempatkan diri untuk mencari buku yang menarik.
“Sebetulnya keinginan membaca itu timbul dari dalam diri. Sebaiknya biasakan membaca tapi bacaan yang bermutu karena kita bisa mencerna, berpikir, dan menerapkan di kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Advertisement