Liputan6.com, Jakarta Berbagai informasi miring terkait vaksin COVID-19 tidak sesuai dengan fakta. Hal ini disampaikan Vaksinolog dari Rumah Sakit Menteng Mitra Afia dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD.
Menurutnya, hingga saat ini secara uji klinis vaksin dengan jenis, merek, dan dari negara manapun menunjukkan profil keamanan yang baik.
Baca Juga
“Secara uji klinis vaksin merek apapun, jenis apapun, produsen dari negara manapun itu semuanya menunjukkan safety profile yang baik,” ujar Dirga dalam webinar FMD9ID_IKP, Selasa (29/12/2020).
Advertisement
Terkait efektivitasnya, Dirga menyatakan setiap vaksin memiliki efektivitas yang berbeda-beda namun semuanya dapat membantu.
Ia menambahkan, kemampuan vaksin dalam melindungi manusia disebut efikasi. Istilah tersebut biasanya digunakan dalam dunia uji klinis. Namun, dalam penggunaan sehari-hari, efikasi disebut sebagai efektivitas.
“Setiap vaksin memiliki karakter dan tingkat proteksi yang berbeda-beda. Tapi, vaksin yang efektivitasnya 90, 80, atau bahkan 60, 70 persen pun pada masa pandemi dampaknya sangat penting.”
Setiap tingkat efektivitas vaksin COVID-19 dianggap sangat penting karena hingga kini vaksin dan obat untuk COVID-19 belum dimiliki.
Simak Video Berikut Ini:
Syarat Minimal Efikasi Vaksin
Sebelumnya, organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan syarat efikasi atau efektivitas vaksin. Angka minimal efikasi vaksin COVID-19 adalah 50 persen.
“Artinya kalau di bawah 50 persen, vaksin tersebut tidak layak untuk diedarkan.”
“Tapi tadi saya bilang, vaksin dengan efikasi 90 persen itu bagus tapi vaksin dengan efikasi 60, 70, 80 persen di masa pandemi seperti ini dampaknya bagi masyarakat sangat terasa.”
Hal yang paling penting dalam proses vaksinasi menurut Dirga adalah pengetahuan setiap orang tentang manfaat vaksin.
Vaksin COVID-19 berfungsi untuk melindungi setiap orang dari COVID-19 dan mengurangi risiko kematian. Masyarakat juga perlu tahu bahwa vaksin dapat menimbulkan efek simpang yang ringan seperti nyeri di bagian bekas suntikan hingga demam.
“Prinsipnya, manfaat (vaksin) jauh lebih besar ketimbang kemungkinan terjadinya efek simpang," tutup Dirga.
Advertisement