Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar tiap-tiap individu memeroleh dua dosis vaksin Pfizer dengan jeda 21 hingga 28 hari guna menangkal penularan Virus Corona penyebab COVID-19.
Banyak negara mengalami tekanan yang berat pada layanan kesehatan lantaran melonjaknya kasus COVID-19, serta kemunculan varian baru Virus Corona yang lebih mudah menyebar.
Baca Juga
Sejumlah negara pun memilih kembali melakukan penguncian wilayah (lockdown) untuk menghentikan penyebaran virus SARS-CoV-2, sambil menunggu hadirnya vaksin COVID-19 sebagai jalan keluar dari krisis kesehatan global yang terjadi satu tahun terakhir.
Advertisement
Di saat perusahaan vaksin COVID-19 tengah berupaya agar pasokan tercukupi, WHO pada Selasa, 5 Januari 2021, mengeluarkan sebuah rekomendasi terkait pemberian vaksin Virus Corona.
WHO telah memeriksa bagaimana suntikan vaksin COVID-19, dalam hal ini vaksin buatan Pfizer dan BioNTech, dapat digunakan secara efektif.
"Kami berdiskusi dan mengeluarkan rekomendasi berikut: dua dosis vaksin COVID-19 (Pfizer) ini dalam 21 hingga 28 hari," kata Ketua Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi WHO (SAGE), Alejandro Cravioto dalam jumpa pers yang dilakukan secara daring dikutip dari situs Channel News Asia pada Rabu, 6 Januari 2021.
Panel ahli tersebut menyatakan bahwa semua negara harus memiliki kelonggaran untuk memberikan vaksin COVID-19 selama enam minggu.
Dengan demikian akan lebih banyak orang dengan risiko penyakit yang lebih tinggi bisa mendapatkannya.
"SAGE membuat ketentuan bagi negara-negara yang menghadapi keadaan luar biasa pengadaan vaksin (Pfizer) untuk menunda pemberian dosis kedua selama beberapa minggu untuk memaksimalkan jumlah orang yang mendapat manfaat dari dosis pertama," kata Alejandro.
Alejandro, menambahkan,"Saya pikir kita harus sedikit terbuka terhadap jenis keputusan yang harus dibuat oleh negara sesuai dengan situasi epidemiologi mereka sendiri.".
Lebih dari 85 juta orang dilaporkan terinfeksi Virus Corona secara global dan sekitar 1,85 juta meninggal dunia akibat COVID-19 hingga kini.
Mengingat terbatasnya pasokan vaksin saat ini, Alejandro, mengatakan, SAGE tidak merekomendasikan pemberian vaksin Pfizer bagi wisatawan internasional sebagai prioritas, kecuali mereka berada dalam kelompok berisiko sangat tinggi, seperti orang tua dan mereka yang sudah memiliki penyakit sebelumnya.