Liputan6.com, Jakarta Indonesia berencana memulai pemberian vaksin virus corona pada pekan depan. Terkait hal ini, pemerintah pun diminta untuk sejelas-jelasnya mengenai gambaran rencana vaksinasi COVID-19.
Pakar epidemiologi Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, pemerintah harus bisa menjelaskan berulang-ulang mengenai rencana vaksinasi, serta apa yang harus dilakukan oleh masyarakat.
Baca Juga
Menurutnya, hal itu juga harus dilakukan agar masyarakat tidak terjebak rasa aman semu dari kehadiran vaksin COVID-19 di Indonesia, serta tidak mengabaikan protokol kesehatan.
Advertisement
"Masyarakat harus tahu planning-nya, harus clear, di TV," kata Tri Yunis saat dihubungi oleh Health Liputan6.com pada Rabu (7/1/2021).
Tri Yunis mengatakan, masyarakat pun berhak mengetahui roadmap jelas dari vaksinasi COVID-19. "Tanggal 13 tinggal seminggu lagi, bagaimana itu akan dimulai. Ini tidak seperti membeli combro yang dibeli tanggal 13 Januari selesai, ini sesuatu yang besar dilakukan," ujarnya.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Masyarakat Harus Tahu dengan Jelas
Tri Yunis mencontohkan, untuk melakukan imunisasi Measles-Rubella di Indonesia membutuhkan kampanye besar-besaran.
"Walaupun saya tahu 13 Januari itu untuk tenaga kesehatan, tetapi masyarakat harus tetap diinformasikan," ujarnya.
Ia pun berharap agar pemerintah lebih gencar lagi melakukan sosialisasi rencana vaksinasi COVID-19 di Indonesia, khususnya lewat televisi.
"Jadi pemerintah harus bekerja sama dengan TV, baik TVRI atau swasta, swasta pun harus membantu pemerintah dalam hal ini. Harusnya saling bantu kalau masyarakat mau terinformasikan dengan baik."
Selain itu, bagi tenaga kesehatan di lingkup terkecil seperti puskesmas pun juga harus mendapatkan informasi mengenai vaksinasi dengan sejelas-jelasnya.
"Walaupun di tingkat dinas kesehatan kabupaten mungkin semua sudah tahu tapi di puskesmas kan mungkin belum tahu, di rumah sakit juga seperti apa," kata Tri Yunis.
Advertisement