Liputan6.com, Jakarta Setiap orang memiliki potensi menjadi korban kekerasan seksual baik perempuan maupun laki-laki.
Salah satu contoh laki-laki yang sempat mengalami kekerasan seksual adalah AR (24). Tindakan kekerasan seksual yang menimpa dirinya terjadi saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas sekitar 6 tahun silam.
Baca Juga
Kejadian itu pun menimbulkan gangguan psikologis pada dirinya. Ia sempat trauma, sensitif, dan bahkan membenci diri sendiri.
Advertisement
“Benci karena merasa lemah, merasa nggak bisa melindungi diri. Terus makin benci karena stigma masyarakat yang seolah laki-laki itu harus kuat. Ujung-ujungnya menyalahkan diri sendiri,” ujar AR kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Rabu (6/1/2021).
Butuh waktu sekitar 3 bulan untuk AR mulai bisa menceritakan atau speak up tentang kejadian tersebut pada teman terdekatnya.
“Mungkin speak up yang aku lakukan hanya sebatas ke orang terdekat, jadi sampai sekarang masih nggak berani buat speak up di status atau forum publik, karena ngerasanya hal ini kayak aib.”
Walau demikian, ia tetap speak up pada teman terdekat dengan alasan sudah mulai bisa menerima keadaan. Ia juga memiliki rasa ingin melindungi agar orang terdekat tidak mengalami hal yg sama.
“Terus karena mikirnya ada rasa kepercayaan terhadap teman tersebut, makanya berani untuk speak up.”
Simak Video Berikut Ini:
Setelah Speak Up
Speak up ternyata membuahkan hal yang baik bagi AR. Ia lebih banyak mendapat masukan dan nasihat. Hal utama yang ia dapatkan adalah nasihat tentang cara melindungi diri dari hal-hal berbau seks yang tidak diinginkan.
Ia juga belajar untuk lebih mencintai dan berusaha melindungi diri sendiri. AR pun mulai terbuka dengan hal-hal serupa dan mencoba untuk menanggulanginya.
Masukan, sudut pandang baru, dan perlindungan dari orang terdekat adalah manfaat yang ia dapatkan setelah menceritakan pengalaman buruknya pada lingkaran terdekat. Maka dari itu, kini ia menganggap bahwa speak up adalah hal yang penting.
“Penting, karena dengan speak up kita bisa dapat masukan baru, bahwa pelecehan seksual ini serius.”
Kekerasan seksual bagi AR yang sudah beranjak dewasa menimbulkan masalah yang berat baginya. Apalagi jika kekerasan ini terjadi pada anak-anak, katanya.
“Gimana kalau adik-adik kita yang dia masih di tahap adopsi lingkungan, bisa jadi berpengaruh sama psikologisnya. Dengan speak up harusnya kita bisa lebih aware sama lingkungan, sama org terdekat minimalnya,” pungkasnya.
Advertisement