Liputan6.com, Jakarta Guna meningkatkan derajat kesehatan anak secara optimal, negara harus hadir untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan terbaik bagi anak sejak dalam kandungan.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Rita Pranawati. Menurutnya, pelayanan kesehatan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan mengingat kasus stunting masih ditemukan.
Baca Juga
Kasus stunting yang masih terlihat sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan dasar, tambahnya. Selain itu, angka kematian bayi yang masih tinggi juga menjadi cerminan dari bentuk pelayanan dasar yang belum optimal di samping kebiasaan hidup sehat yang juga masih rendah.
Advertisement
“Rujukan terhadap pelayanan dasar sangat fluktuatif, belum semua masyarakat mendapatkan akses yang setara,” ujar Rita dalam diskusi publik Kalta Bina Insani, Kamis sore (7/1/2021).
Masyarakat yang belum memiliki akses baik ke pelayanan kesehatan dasar adalah masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil dan wilayah kepulauan.
Pelayanan kesehatan dasar sendiri mencakup imunisasi dan pemeriksaan rutin pada anak yang akan menentukan kualitas kesehatannya di masa yang akan datang.
Simak Video Berikut Ini:
Akses Pembiayaan
Selain akses jarak, akses pembiayaan juga menjadi masalah tersendiri bagi masyarakat menengah ke bawah.
Hal ini akan semakin terasa berat jika iuran jaminan kesehatan nasional (JKN) dinaikkan, tambah Rita. Ditambah, jika ada obat-obat yang belum ditanggung oleh JKN.
“Saya kira pemenuhan hak kebutuhan pasar (pengguna JKN) itu menjadi hal yang penting seragam karena setiap anak hakikatnya berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.”
Pelayanan dasar bagi anak sejak dalam kandungan hingga imunisasi di 1.000 hari pertama kelahiran menjadi hal yang sangat penting sebagai pondasi awal dari sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
“Jadi secara umum memang harus ada upaya-upaya peningkatan, kita tahu kasus-kasus BPJS juga terjadi akibat ketidakpahaman masyarakat kita, belum lagi isu rokok yang masih terjadi dan tingginya kasus anak yang terkena COVID-19 di Indonesia,” pungkasnya.
Advertisement